Jumat, 31 Desember 2010

persiapan nikah teruntuk para akhwat

SUPER WOMAN . . . mungkin itulah yang tepat disematkan kepada para wanita sejati impian manusia. Wanita yang sukses dalam karier, dan pendidikan, sekaligus melahirkan anak-anak brilian dalam lingkungan rumah tangga yang serasi. Mereka dituntut mampu berkiprah dalam bidang sosial, ekonomi, politik dan sebagainya. Namun tetap menyandang kewajiban rumah tangga.
Islam sendiri memberikan begitu banyak peluang terhadap pengembangan potensi wanita, karena sebagai manusia wanita mempunyai banyak potensi yang sangat berguna. Potensi kecerdasan, kelembutan sikap, sensitifitas rasa, manajemen yang baik, keteraturan, hingga jumlah yang banyak.
Sejarah telah membuktikan bahwasanya banyak wanita yang telah mengubah sejarah dunia. Sebut saja Marie Curie dan Margareth Teacher. Dalam Islam pun telah kita ketahui sepak terjang Aisyah, Khansa, Ummu Sulaim, Fattimah Azzahra, Rabi’atul ‘Adawiyah sampai ke Zainab Al Ghazali.
Akan tetapi bagaimana berbagai potensi ini tidak mengubur fitrahnya sebagai ibu dari putra-putranya? Atau istri bagi suaminya? Atau da’iyah bagi lingkungannya?
Saat seorang muslimah masih lajang maka permasalahan ini mungkin tidak terasakan. Mereka masih bebas menentukan kehidupannya sendiri. Kuliah, kursus, bekerja, hingga aktifitas da’wah hingga larut malam masih bebas dijalani dengan mudah. Namun setelah menikah, dimana kewajiban dan tantangan yang dilakoni bertambah, permasalahan ini akan lebih melekat.
Untuk itu perlu beberapa persiapan bagi seorang akhwat muslimah agar kelak dapat menjadikan rumahnya seindah syurga. Syurga yang menyejukkan selepas menerima panasnya aktifitas diluar. Syurga yang indah bagi semua yang bernaung didalamnya
Manajemen Rumah
Seorang akhwat muslimah layaklah memiliki kemampuan dasar rumah tangga.
Kemampuan mengatur pernak-pernik rumah. Dari mulai menyalakan kompor, memasak, mengatur interior rumah hingga inventori rumah tangga. Ini adalah skill dasar yang harus dimiliki. Tidaklah dituntut untuk perfect melakukan segalanya, tetapi minimal mengetahui dasar-dasarnya sehingga rumah dapat nyaman dihuni, karena kebutuhan akan kenyamanan rumah menjadi suatu kebutuhan yang mutlak bagi setiap anggota keluarga. Seorang suami yang lelah sepulang kerja tentu akan bertambah stress apabila mendapati kondisi rumah yang berantakan, lantai yang belum dipel, hidangan yang belum tersedia serta cucian yang menumpuk belum dicuci. Sedikit percikan saja suami akan uring-uringan dan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah hanya tinggal slogan belaka.
Untuk itu walaupun tidak mutlak semua pekerjaan rumah dilakukan oleh istri, tetaplah hal ini diperhatikan. Soal siapa yang akan mengerjakan ini dan mengerjakan itu bisa dikompromikan dengan seluruh keluarga, namun manajemen rumah tetap ditangan ibu rumah tangga.
Untuk itulah tarbiyah akhwat selayaknya menyentuh permasalahan ini, karena tidak semua keluarga muslim mampu untuk mempekerjakan khadimat, sehingga terkadang semua pekerjaan harus dikerjakan sendiri. Bila skill ini tidak dilatih sejak dini, maka akan menyulitkan akhwat dalam perjalanan rumah tangga mereka kelak
Manajemen Keuangan
Dalam banyak rumah tangga seorang istri berperan sebagai Menteri Keuangan. Seorang suami akan menyerahkan semua nafkahnya—sedikit apapun jumlahnya—kepada istri. Ini merupakan kewajiban suami walaupun sang istri juga bekerja dengan pendapatan yang lebih besar. Untuk itu pengaturan keuangan keluarga menjadi tanggung jawab istri, sehingga penting bagi setiap akhwat untuk memiliki kemampuan dasar pengaturan keuangan keluarga. Mudah saja, berapa disisihkan untuk ini, itu dan sisanya—bila ada—ditabung untuk masa depan. Hindari berhutang, walaupun hal ini tidak dilarang, tetapi bisa mengundang fitnah apalagi apabila tidak bisa melunasinya tepat waktu.
Namun kunci utama dalam manajemen keuangan bukanlah terletak pada skill atau ketepatan prediksi pengeluaran, akan tetapi yang dibutuhkan adalah kedewasaan dalam menerima nafkah dari suami baik nafkah besar ataupun kecil.
Dewasa dalam menerima nafkah yang sedikit adalah kesabaran dalam menahan keinginan dan impian. Akhwat adalah seorang wanita juga, yang tidak banyak berbeda dengan wanita lainnya. Kecenderungan akan perhiasan dan kemewahan dunia lekat pada jiwanya. Namun bagi keluarga muslim, sebisa mungkin hal ini ditekan karena rumah tangga islami bukan bersandar keduniawian, tetapi lebih penting kepada berkah dan qona’ah atas harta tersebut.
Miris mendengar beberapa kasus yang menimpa para ikhwan. Pada saat mereka mencoba untuk menjalin bahtera rumah tangga dengan seorang akhwat muslimah. Dengan proses yang bersih, jauh dari ikhtilat jahiliyyah, namun kemudian ditolak mentah-mentah, baik dari pihak keluarga ( baik dari keluarga ikhwan maupun keluarga akhwat ) maupun dari akhwat itu sendiri. Hanya karena pendapatan bulanan mereka yang tidak memenuhi kriteria, walaupun seorang wanita juga memiliki kebebasan untuk memilih jodohnya, namun janganlah hanya karena harta dunia cita-cita menjalin rumah tangga Islami terkandaskan. Teringat dengan sabda Rasulullah SAW: “Bila datang seorang laki-laki yang engkau ridhoi agamanya, untuk meminang putrimu maka terimalah” disini Rasulullah SAW hanya menyebut kriteria agama, bukan harta atau pangkatnya.
Kedewasaan Mental
Menikah adalah satu langkah menuju tegaknya Khilafah Islamiyah, maka persiapan mental didalamnya laksana persiapan membangun khilafah itu sendiri.
Dewasa dalam menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangannya. Untuk itu sebaiknya para akhwat tidak mematok kriteria tinggi dalam mendapati jodohnya, karena pada akhirnya apabila seseorang dengan kriteria seperti itu belum juga didapatkan, maka yang ada adalah kompromi-kompromi, mencoreti beberapa kriteria, yang pada akhirnya kelanjutan rumah tangganya akan menimbulkan kekecewaan terhadap pasangannya tersebut, karena tidak sesuai dengan impian. Juga dewasa dalam menghadapi pernak-pernik hidup berumah tangga, karena menjalin rumah tangga bukan hanya menjalin hubungan antara suami dengan istri, tetapi juga hubungan antar keluarga, orang tua, mertua hingga tetangga. Banyak fitnah yang terjadi saat hubungan ini tidak harmonis. Konflik istri dengan mertua, tetangga dan lain sebagainya akan menyulitkan menuju keluarga sakinah karena selalu beradu dengan konflik yang tidak perlu.
Dewasa pula dalam menghadapi kehidupan. Membagi antara aktifitas rumah tangga, da’wah dan aktifitas lain, karena Islam tidak mengebiri aktifitas wanita. Semua potensi wanita layaknya dikembangkan dalam bingkai Islam sehingga menambah dinamika dan keberkahan rumah tangga tersebut.
Dan terpenting adalah dewasa dalam menghadapi perubahan, karena antara kehidupan lajang dengan berkeluarga adalah dua alam yang berbeda. Saat lajang begitu mudahnya seseorang menjalani aktifitas yang diingini tanpa beban, namun saat berkeluarga akan terdapat berbagai batasan-batasan di satu sisi dan dukungan-dukungan disisi lain. Perubahan ini bisa jadi sangat drastis, bisa merubah segala rencana dan impian yang telah ada.
Seperti contoh: ada akhwat dari keluarga berkecukupan menikah dengan ikhwan yang sederhana. Segala fasilitas yang dahulu didapatnya kemudian sirna begitu saja. Bila tidak dewasa dalam memandang permasalahan ini, maka bahtera rumahtangga tersebut bisa berantakan. Istri yang menuntut macam-macam sementara sang suami tidak mampu berbuat apa-apa.
Kita layaknya meneladani sikap istri Umar bin Abdul Aziz, putri khalifah yang bergelimang kekayaan dan bertabur perhiasan. Namun ketika sang suami menjadi khalifah menggantikan ayahandanya, segalanya berubah. Semua perhiasan dan harta miliknya diserahkan ke Baitul Maal, bahkan hingga Umar wafat beliau memilih hidup dalam kemiskinan walaupun telah ditawarkan untuk mengambil kembali harta yang telah disedekahkannya.
Khatimah
Demikianlah, bahwa begitu banyak potensi wanita, begitu banyak peran yang bisa diambilnya. Namun tetaplah Islam mengatur peran wanita pada porsinya. Tidak mengebiri, tidak pula dibiarkan sebebas-bebasnya. Sehingga kemudian kita dapat menyaksikan sebuah peradaban yang dibangun oleh insan-insan bertaqwa, dibangun oleh keluarga-keluarga yang Sakinah Mawaddah Warahmah, dibangun oleh masyarakat yang adil dan terbina sehingga mewujudkan suatu kesejahteraan, teratur dalam bingkai syari’ah Allah, berjalan beriringan menggapai ridho ilahi.

Rabu, 29 Desember 2010

pintaku ya Allah....

Ya Allah…

Jika aku jatuh hati

Maka tautkanlah hati ini kepada dia yang mengagungkan-Mu

Jika raga ini lunglai karena cinta

Maka eratkan raga ini kepada dia yang senantiasa mencintai-Mu

Jika pelabuhan hati ini harus tiba kini

Maka labuhkanlah hati ini kepada dia yang mampu melabuhkan hatiku ke tepian cinta-Mu

Ya Allah…

Jangan biarkan hati ini lebih mengingat dia daripada diri-Mu

Jangan izinkan raga ini tertaut erat dengan dia yang tak mampu mengeratkanku kepada syurga-Mu

Jangan biarkan cinta ini membutakan mata hatiku daripada mengingat diri-Mu

Jangan biarkan aku larut dan terus larut…
Ya Allah...........
ku jatuh cinta
Ya Allah..........
yang membolak-balikkan hati kami
selama ini ku tak pernah tau
bagaimana rasanya mencinta...........

Namun ku berharap ..........
bila cinta hadir menyapaku
ku tak akan kehilangan Engkau.......

Ya Allah.......
selama ini ku hanya bisa berharap
semoga bisa mencinta
orang yang memiliki cinta yang luar biasa
pada-Mu

Ya Allah........
selama ini ku juga ber harap
semoga bisa dicintai oleh orang
yang bisa mengarahkanku menuju keredhoan-Mu
Pintaku ya Allah...........
Ijinkanlah ku memiliki rasa ini..............
hingga ini menjadi indah dihati kami........

pacaran dalam pandangan islam

a. Islam Mengakui Rasa Cinta
Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah Yang Kuasa. Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya.
“Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik .”(QS. Ali Imran :14).
Khusus kepada wanita, Islam menganjurkan untuk mengejwantahkan rasa cinta itu dengan perlakuan yang baik, bijaksana, jujur, ramah dan yang paling penting dari semau itu adalah penuh dengan tanggung-jawab. Sehingga bila seseorang mencintai wanita, maka menjadi kewajibannya untuk memperlakukannya dengan cara yang paling baik.
Rasulullah SAW bersabda,”Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap pasangannya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik terhadap istriku”.
b. Cinta Kepada Lain Jenis Hanya Ada Dalam Wujud Ikatan Formal
Namun dalam konsep Islam, cinta kepada lain jenis itu hanya dibenarkan manakala ikatan di antara mereka berdua sudah jelas. Sebelum adanya ikatan itu, maka pada hakikatnya bukan sebuah cinta, melainkan nafsu syahwat dan ketertarikan sesaat.
Sebab cinta dalam pandangan Islam adalah sebuah tanggung jawab yang tidak mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas surat cinta belaka. Atau janji muluk-muluk lewat SMS, chatting dan sejenisnya. Tapi cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan tanggung-jawab yang disaksikan oleh orang banyak.
Bahkan lebih ‘keren’nya, ucapan janji itu tidaklah ditujukan kepada pasangan, melainkan kepada ayah kandung wanita itu. Maka seorang laki-laki yang bertanggung-jawab akan berikrar dan melakukan ikatan untuk menjadikan wanita itu sebagai orang yang menjadi pendamping hidupnya, mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya dan menjadi `pelindung` dan ‘pengayomnya`. Bahkan `mengambil alih` kepemimpinannya dari bahu sang ayah ke atas bahunya.
Dengan ikatan itu, jadilah seorang laki-laki itu `the real gentleman`. Karena dia telah menjadi suami dari seorang wnaita. Dan hanya ikatan inilah yang bisa memastikan apakah seorang laki-laki itu betul serorang gentlemen atau sekedar kelas laki-laki iseng tanpa nyali. Beraninya hanya menikmati sensasi seksual, tapi tidak siap menjadi the real man.
Dalam Islam, hanya hubungan suami istri sajalah yang membolehkan terjadinya kontak-kontak yang mengarah kepada birahi. Baik itu sentuhan, pegangan, cium dan juga seks. Sedangkan di luar nikah, Islam tidak pernah membenarkan semua itu. Kecuali memang ada hubungan `mahram` (keharaman untuk menikahi). Akhlaq ini sebenarnya bukan hanya monopoli agama Islam saja, tapi hampir semua agama mengharamkan perzinaan. Apalagi agama Kristen yang dulunya adalah agama Islam juga, namun karena terjadi penyimpangan besar sampai masalah sendi yang paling pokok, akhirnya tidak pernah terdengar kejelasan agama ini mengharamkan zina dan perbuatan yang menyerampet kesana.
Sedangkan pemandangan yang lihat dimana ada orang Islam yang melakukan praktek pacaran dengan pegang-pegangan, ini menunjukkan bahwa umumnya manusia memang telah terlalu jauh dari agama. Karena praktek itu bukan hanya terjadi pada masyarakat Islam yang nota bene masih sangat kental dengan keaslian agamanya, tapi masyakat dunia ini memang benar-benar telah dilanda degradasi agama.
Barat yang mayoritas nasrani justru merupakan sumber dari hedonisme dan permisifisme ini. Sehingga kalau pemandangan buruk itu terjadi juga pada sebagian pemuda-pemudi Islam, tentu kita tidak melihat dari satu sudut pandang saja. Tapi lihatlah bahwa kemerosotan moral ini juga terjadi pada agama lain, bahkan justru lebih parah.

c. Pacaran Bukan Cinta
Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab sebuah cinta sejati tidak berentu sebuah perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemua langsung.
Semua bentuk aktifitas itu sebenarnya bukanlah aktifitas cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab antara mereka. Bahkan tidak ada ketentuan tentang kesetiaan dan seterusnya.
Padahal cinta itu memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.

d. Pacaran Bukanlah Penjajakan / Perkenalan
Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan penjajakan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajagan itu tidak adil dan kurang memberikan gambaran sesungguhnya dari data yang diperlukan dalam sebuah persiapan pernikahan.
Dalam format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan panduan yang jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu.
Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda,”Wanita itu dinikahi karena 4 hal : [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya dan [4] agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat. (HR. Bukhari Kitabun Nikah Bab Al-Akfa’ fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha’ Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)
Selain keempat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam masalah ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat penting.
Inilah proses yang dikenal dalam Islam sebaga ta’aruf. Jauh lebih bermanfaat dan objektif ketimbang kencan berduaan. Sebab kecenderungan pasangan yang sedang kencan adalah menampilkan sisi-sisi terbaiknya saja. Terbukti dengan mereka mengenakan pakaian yang terbaik, bermake-up, berparfum dan mencari tempat-tempat yang indah dalam kencan. Padahal nantinya dalam berumah tangga tidak lagi demikian kondisinya.
Istri tidak selalu dalam kondisi bermake-up, tidak setiap saat berbusana terbaik dan juga lebih sering bertemua dengan suaminya dalam keadaan tanpa parfum. Bahkan rumah yang mereka tempati itu bukanlah tempat-tempat indah mereka dulu kunjungi sebelumnya. Setelah menikah mereka akan menjalani hari-hari biasa yang kondisinya jauh dari suasana romantis saat pacaran.
Maka kesan indah saat pacaran itu tidak akan ada terus menerus di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, pacaran bukanlah sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah penyesatan dan pengelabuhan.
Dan tidak heran kita dapati pasangan yang cukup lama berpacaran, namun segera mengurus perceraian belum lama setelah pernikahan terjadi. Padahal mereka pacaran bertahun-tahun dan membina rumah tangga dalam hitungan hari. Pacaran bukanlah perkenalan melainkan ajang kencan saja.


Senin, 27 Desember 2010

antara SUKA,CINTA DAN SAYANG

Dihadapan orang yang kau cintai,
musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah

Dihadapan orang yang kau sukai,
musim dingin tetap saja musim dingin hanya
suasananya lebih indah sedikit

Dihadapan orang yang kau cintai,
jantungmu tiba tiba berdebar lebih cepat

Dihadapan orang yang kau sukai,
kau hanya merasa senang dan gembira saja

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang
kau cintai, matamu berkaca-kaca

Apabila engkau melihat kepada mata orang yang
kau sukai, engkau hanya tersenyum saja

Dihadapan orang yang kau cintai,
kata kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam

Dihadapan orang yang kau sukai,
kata kata hanya keluar dari pikiran saja

Jika orang yang kau cintai menangis,
engkaupun akan ikut menangis disisinya

Jika orang yang kau sukai menangis,
engkau hanya menghibur saja

Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan
rasa suka dimulai dari telinga
Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang,
cukup dengan menutup telinga.

Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari
orang yang kau cintai, cinta itu berubah menjadi
tetesan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam
jarak waktu yang cukup lama.

"Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta... ada
perasaan yang lebih mendalam.
Yaitu rasa sayang.... rasa yang tidak hilang
secepat rasa cinta. Rasa yang tidak mudah berubah.

Perasaan yang dapat membuat mu berkorban untuk orang yang kamu sayangi.
Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi.

Cinta ingin memiliki. Tetapi Sayang hanya ingin
melihat orang yang disayanginya bahagia..
walaupun harus kehilangan." 

Sabtu, 25 Desember 2010

cintai dia dalam diam

Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang
cukup cintai dia dalam diam …
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya …
kamu ingin memuliakan dia,
dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang,
kamu tidak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya..
karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu..
menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu ..
karena diammu bukti kesetiaanmu padanya ..
karena mungkin saja orang yang kamu cinta adalah juga orang yang telah Allah Subhanahu wa Ta'alla pilihkan untukmu …
ingatkah kamu tentang kisah Fatimah dan Ali? yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan …
tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah, karena dalam diammu tersimpan kekuatan … kekuatan harapan …
hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata…
bukankah Allah tidak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap padanya ?
dan jika memang ‘cinta dalam diammu’ itu tidak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap diam …
jika dia memang bukan milikmu, Allah, melalui waktu akan menghapus ‘cinta dalam diammu’ itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat …
biarkan ‘cinta dalam diammu’ itu menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kamu dengan Sang Pemilik hatimu …

ikhwan,,


Ikhwan….oh…. ikhwan
walopun gk begitu rupawan
alias modal tampang pas-pasan
tapi, tetep aza tebar senyuman

oh….ikhwan….
Gayanya sih bisa ditebak dan keliatan
jenggot melambai, baju koko ‘n celana goyang murahan
sesekali komat-kamit sambil jalan ( maksoed’a zikir )

oh…ikhwan…..
Nyarinya susah-susah gampang
kadang di masjid,mushola, kampus or sekolahan
mungkin juga lagi nyari sampingan
buat biaya walimahan ( he…he..he….21x )

oh…ikhwan…
anehnya kalo lagi jalan
ngukurin tanah apa nyari’ koin wan ???
ooo….ternyata jaga pandangan….

ikhwan….ikhwan…..
lucunya kalo akhwat sedang berpapasan
langsung minggir, acuh tak acuh kayak musuhan
( gubrak…!!! ) appan tuh wan ??
eh..eh.. ternyata dia jatuh,, kagak liat ada selokan !

oh…….ikhwan
apa semuanya begitu wan..???
ada gak sih ikhwan yang jelalatan…???
boleh gak sih “Tepe-Tepe” ke akhwat wan ???
kan dah dibilang murabbi dalam liqo’an !!

Yang bukan ikhwan,,pasti kagak ditunggu malaikat ridwan
yang bukan ikhwan gampang bgt didapatkan
tapi,,kalo ikhwan,,,yang tebal iman,,,dicari butuh tantangan..
karena ikhwan,, nggak doyan perempuan
melainkan lebih milih akhwat sebagai pasangan,,

pilihan

Allah,
Disaat aku menginginkan satu cinta
Aku ingin cinta yang lain berjalan beriringan dengannya
Tapi..
Ketika cinta bertemu di persimpangan jalan
Aku menjadi bimbang
Mana cinta yang harus aku pilih?
Sedangkan aku tak ingin memilih
Aku hanya ingin...
Cinta-cinta itu mampu berjalan beriringan
Jangan pernah ada kata "pilihan"
Karena...
Aku tak mampu untuk memilih
haruskah ku ikuti laju kehidupan ini?
kemana ku harus melangkah?
berikan pilihan yang terbaik untukku
jangan biarkan ku terjerat dengan pilihan yang semestinya tak ku pilih

tak mampu diri ini tuk hadapi cobaan ini sendiri
tapi bagaimanapun juga,,ku tetap tuk memilihnya


Jumat, 24 Desember 2010

rinduku di puncak menara sujud

Melewati siang dalam kepenatan jiwa
Menyusuri malam dengan kesunyian hati
Gumpalan dosa mengikuti jiwa yang kering
Sesal isak meremas persendian raga
Dalam bulir-bulir waktu
Berkejaran rasa, menjelma menjadi alunan sesak
Tanpa harapan, tiada tujuan
Melangkah dalam kehampaan
Mengejar kebahagiaan semu Bersama nyanyian tanpa makna
Tertawa lepas di atas altar maksiat
Gelak hati merintih dalam kepedihan
Nun jauh dari naluri suci
Arak memabukkan menari-nari
Tanpa cacat dalam gelas putih
Hingga memabukkan diri ini
Melebur dalam lautan dosa
Malam terasa memekakkan gendang telinga
Masa bergulir melahirkan remang-remang asa
Warna hitam mendung berganti menjadi bianglala indah
Dalam pusaran waktu cinta-Nya menyapa
Mengalir sejuk ke relung jiwa yang  tandus
Jeritan tangis pilu menghampar
Menyesali ruh dan jasad yang tlah tersesat jauh
Hidung tersumbat oleh dosa-dosa masa lalu
Jiwa tertatih ingin berdiri, menggenggam erat Kasih-Nya
Ya Allah,
Dalam kehampaan jiwa
Tlah Kau tuangkan air cinta-Mu
Pada diri yang tlah berlumur dosa
Pada hati yang bersimbah kemunafikan
Ya Allah, diri malu mengharap ampunan-Mu
Namun kuyakin Engkau teramat Penyayang
Meski hamba-hamba-Mu berserakan dosa
Ya Allah, dalam sesal tak bertepian
Ku ingin teguh berjalan dalam keridhaan
Rinduku pada-Mu menggelora
Menggebu dalam puncak menara sujud
Genggam jiwa yang sedang meronta
Mengharap luapan dosa Engkau Ampuni
Dalam puncak menara sujud khusyuk pada-Mu
Pasrah ini kugantungkan.


Kamis, 23 Desember 2010

hari yang indah

Hari yang indah adalah ketika kita mampu menguasai dan menggontrol dunia,bukan sebaliknya
Hari ketika kita sanggup mrengarahkan nafsu dan selera kita dan kita tidak terpedaya sehinggga menjadi rendah tidak berdaya
Hari –hari yang slalu ku ingat dan tak pernah ku lupa
Hari-hari ketika ku menguasai diriku dan keluar dari keraguan apakah ku bisa atau tidak
Hari-hari ketika ku ragu akan pujian orang kepadaku dan amalan yang tak dipuji seorangpun,bahkan tidak mengetahui ku tinggaalkan pujian itu dibelakang ku dank u rela dengan perbuatan yang tidak diketahui orang lain
Hari itu indah dan yang terindah adalah ketika ku terima sangat sedikit.tapui bukan pengetahuan ku terhadap kadar diriku atas apa yang ku kerjakan jika ini sungguh banyak dan ALHAMDULILLAH
Ketika keindahan itu menghilang dari jejak kehidupan
Seolah semua sirna
Kadang manusia tak mengerti pa pentingnya arti sebuah kehidupan
Terkadang banyak pula yang meremehkannya untuk hal – hal yang tak penting
Hidup itu penuh tantangan dan misteri
Tak banyak orang yang memanfaatkan semaksimal mungkin untuk memperbanyak amal,
ku sendiri menyadarinya….ku sering menyiakan waktu yang tlah Allah beri padaku untuk hal yang tak begitu penting…
Inikah bentuk rasa syukurku kepadaNya???
Ku menyesal dengan semua yang tlah ku lalukan slama nie…
Ku merasa jauh dariNya..
Rabb….
Beribu syukur ku panjatkan kehadiratMu
Kau tlah memberiku kesempatan yang kedua untuk ku
Tapi ku sering lalai dariMu..
Maafkan ku
Izinkan ku bertaubat di jalanMu
Amin ya Rabb

siapakah pilihanmu???

Pilihanku..

Bukannya pada paras rupa yang menawan hati..

Karena cintaku bukan pada pandangan semata..

Takut jika diwarnai kegelapan..

Kita buta hilang arah.. ramai yang membenci cinta dan membenci nyawanya.



Pilihanku..

Bukannya pada manis tutur kata bermadah..

Kerana cintaku bukan pada janji yang bermaharajalela..

Andainya suara dikaburi fitnah, Kita rebah tiada bermaya..

Pilihanku..

Bukan pada banyaknya harta dunia,

Kerana cintaku bukannya ternilai dengan harga..

Bimbang kemewahan membawa leka..

Menghilangkan cinta kita padaNya..

Lalu dimanakah bahagia?

Pilihanku itu..

seorang yang buta..

Buta menilai paras rupa..

Sesungguhnya syahadahnya menggegar seluruh jiwaku..

Keikhlasannya melakar cinta yang diredha..

Tongkatnya pada akidah yang menyinari laluan bahagia

Pilihanku itu...

Seorang yang bisu..

Bisu mengungkapkan janji yang tiada pasti..

Kerana harapan disandarkan pada Illahi..

Pendiriannya menusuk nurani hawa..

Bait-bait kesyukurannya lahir pada sujud seorang hamba

Pilihanku itu..

Seorang yang papa dan hina...

Papa dengan takbur yang mengubur

Hina kerana sederhana..

Iman memujuk jiwanya..

Cintanya pada agama mengikat tali ukhuwah..

Lalu disimpul teguh pada tiang pernikahan..

Pilihan kami..

Pada agama yang memelihara

Pada Syahadah yang mengiringi

Pada Alquran yang membimbing..



Biar..

Cinta kami pada maha Menyintai..

Kerana janjiNya yang pasti

Cinta kami pada kekasih Illahi

kerana memimpin ke jalan bahagia yang hakiki

Kasih isteri pada cinta yang diberi..

Biarlah sampai ke akhirat nanti...

kerana yang sebenarnya ku mahukan padanya..

Bukan cuma kekasih duniawi..

Tapi teman menuju syurgawi..

Ramai yang mencari cinta

tetapi tertipu olehnya,

ramai yang kecewa kerana cinta dan putus asa pada rahmat-Nya,

Cinta yang dicari tanpa melalui Pencipta adalah cinta yang tiada batasnya. Cinta tanpa batasan hanya cinta sekadar hiburan. Hiburan yang bukan hanya melalaikan jiwa, menggelapkan hati malah buta pada Pencipta. Apabila musibah melanda, mula salahkan Rabb karana tidak menyadarkan daripada luka. Hati kita yang lemah, sentiasa digodai nafsu, sebab itu kita kena berpegang pada sandaran yang kukuh, Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Rabu, 22 Desember 2010

susahnya nolak cinta

Bismillahirrahmanirrahim..



tiapkali berbagai pilihan tentang cinta terdengar dari curhatan para sahabat,termasuk pada seorang sahabat saya yang beberapa waktu lalu kirim pesan pada saya, mencari tahu cara terbaik untuk menolak seseorang tanpa menyakitinya.

Sebenarnya,kehidupan tentang suatu pilihan tentang cinta memang beragam. Ada yang susah sekali mendapatkan jodoh karna terlalu pemilih,ada juga yang sangat mudah mendapatkan jodoh namun pengennya di tolak dengan alasan-alasan klise yang itu-itu juga.

Memang sulit untuk menolak seseorang apalagi dia pernah dekat dengan kamu. Takut nyakitin lah,takut kehilangan sahabat lah,takut di jauhin si dia lah,dan takut-takut yang lain.

Jangan terlalu perhatian sama lawan jenis.

Sulitnya,kamu terlalu perhatian dengan lawan jenis,padahal orang mana si yang enggak salah sangka bila kamu ngasih perhatian lebih. Bisa juga dia ngiranya kamu suka sama dia,terus mau ngajakin ta’aruf. Eh..ternyata dan ternyata,kamu enggak Cuma perhatian sama si dia tapi juga sama orang lain.terus apa donk arti perhatianmu dengan si dia?? Apa Cuma “ Caper “ ?? atau Cuma mau cari sensai ??

Makanya pentingnya kamu membatasi diri bergaul dengan lawan jenis,bukan hanya untuk keperluan kamu,tapi juga orang-orang yang merasa dapat perhatian dari kamu. Ntar kamu malah di cap suka nyakitin orang lain,padahal maksud kamu enggak kayak gitu. Tapi persepsi itu sudah terbentuk seiring kamu dengan mudahnya memberikan perhatian sama orang lain.
Lalu hindarilah untuk memberikan sinyal-sinyal pada lawan jenis mu,bisa jadi dia udah mengharap-harap cemas dirimu. Kalo sampai ketahuan ternyata yang di kasih harapan enggak Cuma si dia,siap-siap saja kamu mendapatkan pukulan telak dari si dia,dia akan mencap kamu sebagai orang yang suka nyakitin.

sebelum semua itu terjadi,STOP ngasih perhatian enggak penting buat lawan jenis. Bergaulah sewajarnya,hanya sewajarnya. Jangan sampai kamu menyakiti siapapun,apalagi sampai merusak sebuah ukhuwah karna setelah kamu memberikan perhatian,memberikan sinyal ternyata Cuma mau di ajak ngelakuin aktivitas pacaran atau malah Cuma ngasih hubungan tanpa status. Yang paling parah,Cuma mau pilih-pilih doank biar banyak yang nyantol.

Coba pikirkan dan bayangkan,kalo saja kamu atau saudaramu merasakan hal yang sama yakni merasa di permainkan setelah di kasih perhatian sekian lama,saya sangat yakin kamu pun akan merasa marah bahkan sakit hati.

Jangan tertipu Perhatian

Rawannya sebuah perhatian,biasanya berimbas pada hati kecil yang merasakan jatuh cinta ( jatuh kan sakit yaa.. ) . Makanya jangan langsung ambil kesimpulan bahwa si dia lagi jatuh hati sama kamu. Hindari lah perasaan-perasaan karna berdekatan dengan si dia,jangan di tanggapi setiap perhatian si dia. Walapun saya tahu kalo itu tak mudah tapi mungkin,karna fitrahnya manusia sangat suka di perhatikan.

Penyakit akan tipuan hati ini memang lebih banyak di rasakan wanita ketimbang laki-laki,karna fitrahnya wanita suka sekali di puji,di berikan perhatian lebih. Sebab itu juga wanita yang paling banyak ngalamin gagal hati,alias patah hati.

So..jangan mau di kasih sinyal-sinyal. Batasi berhubungan lewat apapun dengan lawan jenis yang bisa membuat semuanya kacau. Kacau hati,kacau makan,kacau perasaan,kacau tidur karna terbayang-bayang si dia.

Menolak Cinta

Hal sulit tapi sebenarnya mudah,kesulitannya karna enggan menyakiti seseorang. Kalo si dia hanya mengajak pacaran,saya rasa mudah untuk menolaknya. Jangan takut kalo si dia sakit hati,karna dia hanya mengajak pada kemaksiatan. Pilih mana nyakitin si dia atau malah nyakitin Allah ??

Kalo pun dia menjauh karna dia patah hati di tolak cintamu,itu justru membuat dia berpikir untuk “nembak “ orang lain,apalagi kalo kamu ngomongnya “ Aku takut kalo aku pacaran sama kamu,Allah cemburu padaku,terus sakit hati padaku “..kena deh !!

Lalu kalo dia ngajakin ta’aruf,suruh dia datengin langsung rumahmu. Jangan sampai kamu tertipu ta’aruf kosong,Cuma buat ngehalalin pacaran yang berbungkus ta’aruf. Kalo kamu enggak suka sama si dia,jangan langsung menolak apalagi dia ngajak kamu nikah. Istikharah lah dulu,serahkan semuanya pada Allah,karna siapa tahu ternyata dia yang terbaik untukmu.
Ingat ,bila kamu pengen nolak,rendahkan suaramu,jangan memakai nada tinggi.Agar ukhuwah tidak rusak.
Waallahu’alam bi Shawwab.

sayang,,,putus saja yuk....

Bismillahirrahmanirrahim..



Sayangku.. Kau begitu indah di mataku..



Sayangku..Kau membuatku makin jatuh cinta..



Sayangku.. Kau pujaan hatiku..



Sayang..sayang..sayang..



Ahh..cukup ke’lebay’an itu,orang-orang yang cukup fasih dengan pujangganya meskipun pujangga dadakan ataupun orang yang mumpuni dalam merontokkan hati lawan jenisnya dengan embel-embel “pacaran”,merekalah para aktivis pacaran.



Coba kita pikirkan bersama,orang yang baru jatuh cinta biasanya dia akan grogi bahkan untuk menatap mata lawan jenisnya pun tak berani. Karna dia menjaga hati dan pandangannya untuk anda.

Beda lagi dengan orang yang suka megumbar kata-kata cinta yang dengan fasihnya dalam bahasa-bahasa cinta yang di tunggangi syahwat syetan. Patut anda curigai,sudah berapa kali dia mengumbar cinta pada lawan jenis sehingga segitu fasihnya dia berbicara cinta,karna tentunya dia sudah berpengalaman dalam al rayu merayu.



Maaf sahabat,bukan bermaksud menyindir ( bagi yang kesindir berarti ngerasa ngelakuin donk ),menarik dan membuat saya tertarik dengan terkait nya orang-orang yang tidak merasa bahwa dirinya sedang di pantau. Entah lewat sms,chating,YM atau pun yang sudah secara terang-terangan di FB,dengan kata-kata mesra tapi pahit.



Hanya dengan embel-embel cinta,para aktivis pacaran ini menghalalkan mengumbar kemesraan mereka bahkan ada adegan kiss segala..Naudzubillah..tak ada lagi rasa malu,kemana rasa malu itu hilang ??



Dari Abu Mas’ud, ‘Uqbah bin ‘Amr Al Anshari Al Badri radhiyallahu anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda : “Sesungguhnya diantara yang didapat manusia dari kalimat kenabian yang pertama ialah : Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu.” ( Hr Bukhori )



Eitss..jangan marah dulu sahabat,fakta ini lah yang ingin saya angkat tinggi-tinggi lalu kita perbaiki bersama. Karna bila tidak segera kita perbaiki,kita sendiri yang akan merasakan akibat yang telah kita perbuat. Bukan hanya saya atau anda yang harus memperbaiki diri,tapi KITA. Kita yang akan bersama-sama memperbaiki.



Ingat sahabat tentang kisah Nabi Luth dan kaum sodom( gay )/amurah (lesbi ),atau kisah Nabi-nabi terdahulu yang umatnya dalam masa kejahiliyahan ( kebodohan ). Mereka tidak mempunyai aturan-aturan tentang hubungan antara laki-laki dan wanita. Mereka asal suka,pokoknya maju jalan.



Nah sahabat,kita yang merasa di jaman yang udah super maju ini,masa mau balik lagi ke masa kejahiliyahaan atau emang mau jadi jahil ?? saya rasa juga gak ada yang mau seperti itu. Masa mereka kan udah jauh tertinggal,kita yang ada di masa modern dan sudah memiliki etika ke islaman,masa mau di sama kan dengan era jahiliyah yang masih suka saling umbar cinta,saling khalwat,saling gandengan,saling elus,dan saling-saling lainnya sampai ada cewek yang badannya jadi dua,gak tau bapaknya siapa..Naudzubillah..kalo udah gini siapa yang rugi ??



Tapi kita kan gak khalwat,gak ngapa-ngapain,cuma ngobrol.



Lho..lho..emang kalo cuma ngobrol,hati anda gimana. Pengen ketemu terus kan,pengen ngobrol terus kan,pengen sms an kan ?? dan pengen- pengen yang lain. Nah lho kena deh..kena mabuk cinta dari sang syetan lewat hati anda.



Zinanya mata adalah melihat [sesuatu], zinanya lisan adalah mengucapkan [sesuatu], zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan [sesuatu], sedangkan alat kelamin membenarkan atau mendustakan itu [semua]. … (HR Bukhari & Muslim)



Penyakit hati anda lah awal bermulanya zina yang sesungguhnya.



Kalo gak pacaran kan kita gak kenal siapa dia.



Hei sahabat,islam itu sangat mudah,sangat indah menghormati kaum wanita. Maka jalan keluarnya pasti ada.



Gak kenal,maka Ta’aruf.. ini lah solusi islam. Jadi gak ada tuh cinta dengan embel-embel “pacaran “,udah gak jaman nya lagi kali..



Islam sangat memudahkan umatnya,dalam ta’aruf yang di sertai mahromnya sehingga tidak timbul fitnah. Kita bisa korek-korek apa yang kita ingin tahu terhadap dia,bila cocok,udah lewat isthikoroh,maka lanjutkan. Tentunya pada Pernikahan. Nah kalo udah nikah, boleh tuh pacaran kaa ustadz Salim.A.Fillah ” Nikmatnya pacaran setelah pernikahan”. Subhanallah indah nian.



So sahabat khususnya para aktivis pacaran,jangan tersinggung mendingan tersungging senyuman. Sebelum terlambat,sebelum badan kita sudah tertanam di dalam tanah,mari kita perbaiki bersama. Karna saya peduli pada anda,anak anda,dan wanita-wanita muslimah yang sangat di hormati islam. Islam sangat menghormatimu,kenapa anda enggan menghormati diri anda sendiri ??



Mari kita ramai-ramai putusin pacar kita !!!



Wallahu’alam bi Shawwab.

mom'sday

Seblum dua it satu
Setlah selasa it rabu
Ku tak rela egkau jauh
Ku cinta egkau duhai ibu
...
Vocalis ungu nm'a Pasha
Mantan ratu nm'a Mulan
Kasih egkau spajang masa
Kasih ku spajang jalan

Ad rembulan d malam hari
Ad bintang jatuh d kali
Kasih sayagmu secrah mentari
Pengorbananmu sebning embun pagi

Ad tari japin ad tari saman
Ad orang melayu ad orang sunda
Selamat Hari Ibu wahai teman
Salam cinta ku tuk ibu kalian ^^

Setulus cinta yg engkau berikan
Seputih kasih yg engkau tebarkan
Selembut sentuhan dari tanganmu yg mengeriput,
Semoga seperti itulah Allah kan membalas untuk waktu yg engkau luangkan untukku ibu..

Seandainya air laut mampu kukuras,
Bintang kuasa kupetik untukmu,
Semua itu takkan mampu menggantikan cinta yg engkau persembahkan

Tak terlukis kebesaran jiwamu,
Canda, tawa yg engkau suguhkan
Duka, lara dan air mata yg engkau sembunyikan
Semoga terbalas dg cinta-Nya

Ibu,
Seperti do'amu yg tak pernah berhenti mengalir,
Kuserahkan penjagaanmu pada-Nya
Kutitipkan selembar kasih dalam baktiku

Ibu,
Syurga itu ada dibawah telapak kakimu,
Semoga engkau pula yg kan menjadi bidadari di dalamnya,

Terima kasih kuucap lirih dalam tiap do'aku...

Selamat hari ibu,
Love you mommy..

Selasa, 21 Desember 2010

oh...bunda

hari ibu,,,,

Sebenarnya tak harus ada hari ibu,namun di balik makna hari ibu ada maksud yang teramat dalam. Kita di tuntut untuk mengingat perjuangan ibu kita.

Ahh..kita kan bisa mengingatnya kapan saja,enggak perlu pas hari ibu. Benarkah ??

Berapa persen dari sehari kita mengingat ibu,bagaimana dalam seminggu,bahkan dalam setahun. Berapa kali kamu mengingat perjuangan ibumu ?? Memang tidak perlu ada hari ibu,namun kita perlu di ingatkan karna kita memang seorang pelupa. Udah di ingatkan ada hari ibu pun,kita masih jarang mengingatnya.

Padahal ibu kita selalu mendoakan dalam sujud malamnya.mendoakan kesehatan kita,mendoakan apa yang kita impikan. Berapa kali kita mendoakan ibu kita dalam sujud malam kita ?? ( itu juga kalo bangun malam )

So..sahabat. Maknai hari ini untuk mengingat perjuangan ibu. Agar kita tidak hanya ingat adanya hari ibu adalah hari ini. Tapi hari besok,lusa dan hari-hari berikutnya.

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah saw dan bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak aku pergauli?" Beliau menjawab, "Ibumu! Ia bertanya lagi, "Lalu siapa?" Rasul menjawab lagi, "Ibumu!" Ia balik bertanya, "Siapa lagi?" Rasul kembali menjawab, "Ibumu!" Ia kembali bertanya, "Lalu siapa lagi?" Beliau menjawab, "Bapakmu!" (Bukhari-Muslim).
Kita memang terlampau sulit membuktikan apa bakti kita pada ibu,karna semua bakti kita tercurah pun tak akan pernah sanggup membalas semua kasih bunda. Semenjak kita di kandung bunda,selama 9 bulan pula ibu merasakan lelah. Membawa serta diri kita kemanapun beliau pergi,bahkan dengan berat kita di rahimnya,beliau senantiasa menjaga suaminya yaitu bapak kita.
Saat kita lahirpun,tak sedikitpun beliau meninggalkan kita. Beliau bangun pagi sekali untuk menyiapkan keperluan bapak kita atau kakak-kakak kita,kalo kita bangun tidur,ibu langsung menyusui kita sambil bicara hal-hal kecil pada kita meskipun kita ketika itu tak paham,tapi itu lah kasih sayangnya. Sambil kita terlelap kembali,tapi ibu tak ikut terlelap. Ibu mulai mencuci popok dan baju kita. Tampak begitu lelahnya ibu kita,tapi semua itu sirna ketika beliau membyangkan kita akan memenuhi semua impiannya kelak.
Itu semua belum usai,ketika kita menginjak dewasa. Ibu yang memasangkan baju kita,mengancingkan baju kita,mengantarkan kita saat kita menangis tidak mau mengikuti sekolah untuk pertama kalinya. Ibu lah yang melindungi kita,memberi kita semangat agar kita tak menyerah.
Ketika kita menginjak remaja,kebodohan kita mulai tampak. Hanya karna pacar kita atau temen-temen gaul kita,kita mulai berani membantah,berbohong,bahkan membentak dan marah pada ibu kita. Tak pernah kita pikirkan bagaimana perasaan ibu ketika itu.
Ibu..oh..ibu. Maafkan kami..kami tak pernah mampu membalas semua jasamu meski dengan bakti kami atau dengan gunung emas sekalipun. Sungguh,kami takut akan murkamu,karna murkamu membuat AllOh murka kepada kami. Dan kami pun tak mau,apa yang kami perbuat padamu,ibu,akan menuai balasan yang sama pada kami. Sessuai apa yang di katakan Roslullah,” Kama tadiinu tudaanu..sebagaimana kamu memperlakukan,maka begitu pula kamu akan di perlakukan “
Masyaallah..siapa yang menanam pasti akan memanen,siapa yang menebar pasti akan menuai. Kami tak ingin menuai amal buruk kami,karna semua yang kami lakukan adalah hasil yang akan kami tuai kelak di dunia maupun di akhirat.

Peringatkanlah kami..ibu..biarkan kami sadar,agar kesalahan tak jadi kebiasaan,agar setiap dosa tak jadi membesar,agar kami tak menganggap dosa itu wajar sampai kami mencari alasan sebgai pembenar.

Sungguh ibu..kami takut,balasan itu akan cepat datang sebelum kami mampu bersimpuh di kakimu.
” Tiada dosa yang layak di percepat siksanya oleh Allah Yang Maha Tinggi di dunia dengan apa yang di simpannya di akhirat daripada memutus sanak saudaranya dan menganiayanya” ( Hr. Abu Dawaud)
Sangat mudah bagi Allah untuk menunjukkan betapa dasyatnya murkanNya melaluimu..ibu.. dan betapa mudahnya Allah memberikan cintaNya melalui belaian dan rindumu.
Bahkan ada sebuah sindiran di hati kami,” Segala yang tua-tua,yang kuno,mendapatkan perhatian dan perawatan khusus kecuali orang tua”. Tidak ibu..kita akan memperhatikan ibu,tak akan kami menyia-nyiakan engkau lagi. Kai tidak akan mengikuti orang-orang yang beranggapan orang tua itu merepotkan dan harus di titipkan di panti jompo,jauh dari keluarga. Kami tidak mau itu berlangsung pada diri kami..ibu..kami tak mau anak-anak kami kelak mencontoh kami,dan memasukkan kami ke panti jompo dan jauh dari keluarga. Batimu pasti menangis bila engkau diperlakukan seperti itu.Oh ibu..maafkan kami..kami tak ingin durhaka kepadamu sebagaiman yang di sabdakan Rosulullah

” Sesungguhnya aroma surga tercium dari jarak perjalanan seribu tahun,dan demi AllOh tidak akan mendapatinya barangsiapa yang durhaka dan memutuskan silaturahim” ( Hr. Thabrani )

Kami berjanji padamu ibu..bunda..ummi..mamah..kami akan menggunakan sisa umur kami untuk tetap berbakti padamu. Agar kami tak menyesal,karna penyesalan tak akan menyembuhkan rasa sakitmu bila kami berbuat buruk padamu.Karna sesungguhnya wujud ketaatan kami pada AllOh dan RosulNya adalah melalui engkau.
Hanya kepadaMu lah kami menyembah dan hanya kepada Mu lah kami memohon pertolongan..Jagalah kedua orang tua kami sebagaimana mereka senantiasa menjaga kami.sayangi lah mereka sebagaiman ketulusan mereka menyayangi kami,cintai lah mereka sebagai mana tetes keringat yang di kucurkan mereka untuk cinta mereka..aamiin..
Apalagi yang kau tunggu..Datangilah ibumu..Peluklah ibumu..!!!

Senin, 20 Desember 2010

wanita shalihah

Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri.

MULIALAH wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah akan menjadikannya bidadari di surga. Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya,

"Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah". (HR. Muslim).


Dalam Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah dzikir kepada Allah. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al-Quran.

Wanita shalihah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan kesenangan. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).

Wanita shalihah itu murah senyum. Baginya, senyum adalah shadaqah. Namun, senyumnya tetap proporsional. Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya diberikan senyuman manis. Senyumnya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain.
Wanita shalihah juga pintar dalam bergaul. Dengan pergaulan itu, ilmunya akan terus bertambah. Ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik dan akan berbuah kebaikan bagi dirinya maupun orang lain.
Ia juga selalu menjaga akhlaknya. Salah satu ciri bahwa imannya kuat adalah kemampuannya memelihara rasa malu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Ia tidak akan berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Ia sadar bahwa semakin kurang iman seseorang, makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa malunya, makin buruk kualitas akhlaknya.

Pada prinsipnya, wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang ia gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah yang bernilai. Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber masalah yang akan menyulitkan pemiliknya sendiri.

Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tidak akan pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan adalah bagian dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga make up apa pun yang dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia "polos" tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya akan tetap terpancar dan menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya.

Jika ingin menjadi wanita shalihah, maka belajarlah dari lingkungan sekitar dan orang-orang yang kita temui. Ambil ilmunya dari mereka. Bahkan kita bisa mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. seperti Aisyah. Ia terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak.

Contoh pula Siti Khadijah, figur istri shalihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Begitu kuatnya kesan keshalihahan Khadijah, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah walau Khadijah sendiri sudah meninggal.

Bisa jadi wanita shalihah muncul dari sebab keturunan. Seorang pelajar yang baik akhlak dan tutur katanya, bisa jadi gambaran seorang ibu yang mendidiknya menjadi manusia berakhlak. Sulit membayangkan, seorang wanita shalihah ujug-ujug muncul tanpa didahului sebuah proses. Di sini, faktor keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola pendidikan, lingkungan, keteladanan, dan lain-lain. Apa yang tampak, bisa menjadi gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi.

Banyak wanita bisa sukses. Namun tidak semua bisa shalihah. Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. Tidak akan rugi jika seorang remaja putri menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, "Jika kita ingin mengenal pribadi seseorang maka lihatlah teman-teman di sekelilingnya."

Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Kita pernah mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita shalihah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka berapa banyak kesuksesan yang akan diraih. Selama ini, wanita hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja, yaitu hanya mendukung dari belakang, tanpa peran tertentu yang serius. Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa.

Kita tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang yang kuat atau tiang yang rapuh? Jika ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita harus terus berusaha menjadi wanita shalihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah. Dengan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya, maka pesona wanita shalihah akan melekat pada diri kaum wanita kita. Wallahua'lam

mengobati luka di hati

Dalam kehidupan kita sehari-hari hampir mudah tanpa kesulitan kita bisa menemukan orang yang kecewa, marah dan sakit hati dimana-mana. Ditelevisi, koran, radio, dijalanan, supermarket, pasar bahkan di dalam rumah. Mulai demo mahasiswa yang kecewa dengan pemerintah, karyawan yang kecewa dengan manajemen perusahaan, suami yang kecewa dengan istri, istri kecewa dengan suami, anak kecewa kepada orang tua, orang tua kecewa kepada anak. Murid kecewa kepada guru atau sebaliknya semua menjadi terlihat lazim kehidupan ini dipenuhi dengan taman bunga kekecewaan, kemarahan dan sakit hati.

Maka kita menjadi begitu mudah menemukan penderitaan dariapada kegembiraan, lebih mudah menemukan orang yang sakit hati daripada orang yang senantiasa bersyukur, lebih mudah ketemu dengan wajah yang cemberut daripada wajah yang tersenyum. Bahkan saya sering mendapatkan keluhan seperti ini, Mas Agus, kenapa saya sudah sholat dan berdzikir tetap saja hati saya masih terasa perih?' Luka dihati adalah akibat kekecewaan karena kebiasaan kita untuk mencari, meminta dan menuntut agar kehidupan memenuhi keinginan kita padahal di dalam kehidupan kita telah menyediakan yang terbaik untuk kita. Sholat dan dzikir menjadi tidak berarti apabila tubuh kita masih dikuasai oleh hawa nafsu keinginan dan tuntutan yang tiada habisnya. Berbagai keluhan muncul dari susah berkonsentrasi, dikendalikan marah, masa lalu yang menyakitkan, masa depan yang menakutkan sampai rizki yang tidak pernah cukup, semua itu muaranya adalah KEKECEWAAN.

Sholat dan berdzikir mengajarkan kita agar senantiasa mengingat Allah, menyerahkan kehidupan sebagaimana yang menjadi ketetapanNya. Kita berjalan dengan cahaya ilahiah. Bila hati kita sudah mampu berserah kepada Allah, kita tidak mencari, meminta dan menuntut melainkan 'Memberi.' Di dalam aktifitas memberi mensucikan hati kita dari segala kotoran hati sehingga bisa dipahami bagi mereka yang rajin memberi mengalami banyak keajaiban seperti jarang sakit, rizki yang berlimpah dan mudah sekali wajah untuk tersenyum. Ditengah kondisi sosial seperti sekarang yang serba meminta dan menuntut, kegiatan memberi menjadi terasa indah sebab memberi bagaikan cahaya matahari ditengah kegelapan. Cahaya itulah yang menerima kegelapan hati kita ketika dipenuhi dengan meminta dan menuntut.

Akan semakin indah apabila memberi menjadi obat luka dihati terutama setiap kali kita memberi tidak disertai dengan harapan atau menuntut dari apa yang telah kita berikan. Banyak kisah teman yang menuturkan bagaiman keajaiban memberi dengan penuh keikhlasan mengalami 'Unexpected Harvestings.' Menuai hasil yang tidak diharapkan, memetik buah dari pemberian dengan penuh keikhlasan, seperti senyuman yang dijumpainya setiap saat, sembuh dari sakit tanpa disangka dan diduga, pertolongan Allah disaat terjepit, perhatian, makin disukai banyak teman, usaha yang semakin maju, karier yang melejit, keluarga yang senantiasa rukun dan bahagia. Masih banyak lagi kisah yang menceritakan keajaiban memberi, yang membuat hidup ini menjadi indah. Mengubah air mata menjadi permata. Hidup bagai ditaman bunga yang penuh warna.

'Dan Allah senantiasa memberi pertolongan kepada hambaNya yang senantiasa ia memberi petolongan kepada saudaranya.' (HR. Muslim).

ketika akhwat jatuh cinta

Akhwat jatuh cinta..
Tak ada yang aneh, mereka juga adalah manusia.
Bukankah cinta adalah fitrah manusia?
Tak pantaskah akhwat jatuh cinta?
Mereka juga punya hati dan rasa..

Tapi tahukah kalian betapa berbedanya mereka saat cinta seorang lelaki menyapa hatinya?
Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu di wajah, tak ada buncah suka di dada..
Namun sebaliknya..
Ketika akhwat jatuh cinta..
Yang mereka rasakan adalah penyesalan yang amat sangat, atas sbuah hijab yang tersingkap.
Ketika lelaki yang tak halal baginya, bergelayut dlm alam fikirnya, yang mereka rasakan adalah ketakutan yang begitu besar akan cinta yang tak suci lg..
Ketika rasa rindu mulai merekah d hatinya, yang mereka rasakan adalah kesedihan yang tak terperih akan sbuah asa yang tak semestinya..

Tak ada senyum bahagia, tak ada rona malu..
Yang ada adalah malam2 yang d penuhi air mata penyesalan atas cintaNya yang ternodai..
Yang ada adalah kegelisahan, krn rasa yang salah arah..
Yang ada adalah penderitaan akan hati yang mulai sakit..

Ketika akhwat jatuh cinta..
Bukan harapan untuk btemu yang mrk nantikan, tapi yang ada adalah rasa ingin menghindar dan menjauh dari orang tersebut.
Tak ada kata2 cinta, dan rayu.. Yang ada adalah kehawatiran yang amat sangat akan hati yang mulai merindukan lelaki yang blm halal atau bahkan tak akan pernah halal baginya..
Ketika mereka jatuh cinta, maka perhatikanlah, kegelisahan d hatinya yang tak mampu lg memberinya ketenangan di wajahnya yang dulu teduh..
mereka akan terus berusaha mematikan rasa itu bagaimanapun caranya.. Bahkan kendati dia harus menghilang, maka itu pun akan mereka lakukan..

Alangkah kasihannya jika akhwat jatuh cinta.. Krn yang ada adalah penderitaan..

Tapi ukhti.. Bersabarlah.. Jadikan ini ujian dr Rabbmu..
Matikan rasa itu secepatnya..
Pasang tembok pembatas antara kau dan dia..
Pasang duri dlm hatimu agar rasa itu tak tumbuh bersemai..
Cuci dgn air mata penyesalan akan hijab yang tersingkap..
Putar balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah padaNya..
Pupusnya rasa rindu padanya dan kembalikan dlm hatimu rasa rindu akan cinta Rabbmu..

Ukhti.. Jangan khawatir kau akan kehilangan cintanya.. Krn bila memang kalian d takdirkan bersama, maka tak akan ada yang dpt mencegah kalian bersatu..
Tp ketahuilah, bgm pun usaha kalian untuk bersatu, jika Allah tak menghendakinya, maka tak akan pernah kalian bersatu..

Ukhti.. Bersabarlah.. Biarkan Allah yang mengaturnya.. Maka yakinlah.. Semuanya akan baik-baik saja..

Minggu, 19 Desember 2010

pacaran menurut islam

Assallamuallaikum wr wb....

Istilah pacaran tidak bisa lepas dari remaja, karena salah satu ciri

remaja yang menonjol adalah rasa senang kepada lawan jenis disertai

keinginan untuk memiliki. Pada masa ini, seorang remaja biasanya

mulai "naksir" lawan jenisnya. Lalu ia berupaya melakukan pendekatan

untuk mendapatkan kesempatan mengungkapkan isi hatinya. Setelah

pendekatannya berhasil dan gayung bersambut, lalu keduanya mulai

berpacaran.



Pacaran dapat diartikan bermacam-macam, tetapi intinya adalah

jalinan cinta antara seorang remaja dengan lawan jenisnya. Praktik

pacaran juga bermacam-macam, ada yang sekedar berkirim surat,

telepon, menjemput, mengantar atau menemani pergi ke suatu tempat,

apel, sampai ada yang layaknya pasangan suami istri.



Di kalangan remaja sekarang ini, pacaran menjadi identitas yang

sangat dibanggakan. Biasanya seorang remaja akan bangga dan percaya

diri jika sudah memiliki pacar. Sebaliknya remaja yang belum

memiliki pacar dianggap kurang gaul. Karena itu, mencari pacar di

kalangan remaja tidak saja menjadi kebutuhan biologis tetapi juga

menjadi kebutuhan sosiologis. Maka tidak heran, kalau sekarang

mayoritas remaja sudah memiliki teman spesial yang disebut "pacar".



Lalu bagaimana pacaran dalam pandangan Islam???

Istilah pacaran sebenarnya tidak dikenal dalam Islam. Untuk istilah

hubungan percintaan antara laki-laki dan perempuan pranikah, Islam

mengenalkan istilah "khitbah (meminang". Ketika seorang laki-laki

menyukai seorang perempuan, maka ia harus mengkhitbahnya dengan

maksud akan menikahinya pada waktu dekat. Selama masa khitbah,

keduanya harus menjaga agar jangan sampai melanggar aturan-aturan

yang telah ditetapkan oleh Islam, seperti berduaan, memperbincangkan

aurat, menyentuh, mencium, memandang dengan nafsu, dan melakukan

selayaknya suami istri.



Ada perbedaan yang mencolok antara pacaran dengan khitbah. Pacaran

tidak berkaitan dengan perencanaan pernikahan, sedangkan khitbah

merupakan tahapan untuk menuju pernikahan. Persamaan keduanya

merupakan hubungan percintaan antara dua insan berlainan jenis yang

tidak dalam ikatan perkawinan.

Dari sisi persamaannya, sebenarnya hampir tidak ada perbedaan antara

pacaran dan khitbah. Keduanya akan terkait dengan bagaimana orang

mempraktikkannya. Jika selama masa khitbah, pergaulan antara laki-

laki dan perempuan melanggar batas-batas yang telah ditentukan

Islam, maka itu pun haram. Demikian juga pacaran, jika orang dalam

berpacarannya melakukan hal-hal yang dilarang oleh Islam, maka hal

itu haram.



Jika seseorang menyatakan cinta pada lawan jenisnya yang tidak

dimaksudkan untuk menikahinya saat itu atau dalam waktu dekat,

apakah hukumnya haram? Tentu tidak, karena rasa cinta adalah fitrah

yang diberikan allah, sebagaimana dalam firman-Nya berikut:

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung

dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa

kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar

terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-Rum: 21)



Allah telah menjadikan rasa cinta dalam diri manusia baik pada laki-

laki maupun perempuan. Dengan adanya rasa cinta, manusia bisa hidup

berpasang-pasangan. Adanya pernikahan tentu harus didahului rasa

cinta. Seandainya tidak ada cinta, pasti tidak ada orang yang mau

membangun rumah tangga. Seperti halnya hewan, mereka memiliki

instink seksualitas tetapi tidak memiliki rasa cinta, sehingga

setiap kali bisa berganti pasangan. Hewan tidak membangun rumah

tangga.

Menyatakan cinta sebagai kejujuran hati tidak bertentangan dengan

syariat Islam. Karena tidak ada satu pun ayat atau hadis yang

secara eksplisit atau implisit melarangnya. Islam hanya memberikan

batasan-batasan antara yang boleh dan yang tidak boleh dalam

hubungan laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri.



Di antara batasan-batasan tersebut ialah:



1. Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengarahkan kepada zina

Allah SWT berfirman, "Dan janganlah kamu mendekati zina:

sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu

jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32) Maksud ayat ini, janganlah kamu

melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa menjerumuskan kamu pada

perbuatan zina. Di antara perbuatan tersebut seperti berdua-duaan

dengan lawan jenis ditempat yang sepi, bersentuhan termasuk

bergandengan tangan, berciuman, dan lain sebagainya.



2. Tidak menyentuh perempuan yang bukan mahramnya

Rasulullah SAW bersabda, "Lebih baik memegang besi yang panas

daripada memegang atau meraba perempuan yang bukan istrinya (kalau

ia tahu akan berat siksaannya). "



3. Tidak berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya

Dilarang laki dan perempuan yang bukan mahramnya untuk berdua-duan.

Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,

maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan

yang tidak mahramnya, karena ketiganya adalah setan." (HR. Ahmad)



4. Harus menjaga mata atau pandangan

Sebab mata kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang

sering membawa kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah

berfirman, "Katakanlah kepada laki-laki mukmin hendaklah mereka

memalingkan pandangan (dari yang haram) dan menjaga kehormatan

mereka.....Dan katakanlah kepada kaum wanita hendaklah mereka

meredupkan mata mereka dari yang haram dan menjaga kehormatan

mereka..." (QS. An-Nur: 30-31)

Yang dimaksudkan menundukkan pandangan yaitu menjaga pandangan,

tidak melepaskan pandangan begitu saja apalagi memandangi lawan

jenis penuh dengan gelora nafsu.



5. Menutup aurat

Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat dan dilarang

memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk

suaminya. Dalam hadis dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah

dengan berpakaian yang mempertontonkan lekuk tubuh, memakai minyak

wangi yang baunya semerbak, memakai "make up" dan sebagainya setiap

langkahnya dikutuk oleh para Malaikat, dan setiap laki-laki yang

memandangnya sama dengan berzina dengannya. Di hari kiamat nanti

perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apa lagi

masuk surga)

Selagi batasan di atas tidak dilanggar, maka pacaran hukumnya boleh.

Tetapi persoalannya mungkinkah pacaran tanpa berpandang-pandanga n,

berpegangan, bercanda ria, berciuman, dan lain sebagainya. Kalau

mungkin silakan berpacaran, tetapi kalau tidak mungkin maka jangan

sekali-kali berpacaran karena azab yang pedih siap menanti Anda.

Wassallamu`allaikumsallam wr wb...

aku mencintaimu karena pribadimu

Cinta adalah fitrah manusia. Cinta juga salah satu bentuk kesempurnaan penciptaan yang Allah berikan kepada manusia. Allah menghiasi hati manusia dengan perasaan cinta pada banyak hal. Salah satunya cinta seorang lelaki kepada seorang wanita, demikian juga sebaliknya.

Rasa cinta bisa menjadi anugerah jika luapkan sesuai dengan bingkai nilai-nilaiilahiyah. Namun, perasaan cinta dapat membawa manusia ke jurang kenistaan bila diumbar demi kesenangan semata dan dikendalikan nafsu liar.

Islam sebagai syariat yang sempurna,memberi koridor bagi penyaluran fitrah ini. Apalagi cinta yang kuat adalah salah satu energi yang bisa melanggengkan hubungan seorang pria dan wanita dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Karena itu, seorang pria shalih tidak asal dapat dalam memilih wanita untuk dijadikan pendamping hidupnya.

Ada banyak faktor yang bisa menjadi sebab munculnya rasa cinta seorang pria kepada wanita untuk diperistri. Setidak-tidaknya seperti di bawah ini.

Karena akidahnya yang Shahih.
Keluarga adalah salah satu benteng akidah. keluarga harus benar-benar kokoh dan tidak bisa ditembus. Jika rapuh, maka rusaklah segala-galanya dan seluruh anggota keluarga tidak mungkin selamat dunia-akhirat. Dan faktor penting yang bisa membantu seorang lelaki menjaga kekokohan benteng rumah tangganya adalah istri shalihah yang berakidah shahih serta paham betul akan peran dan fungsinya sebagai madrasah bagi calon pemimpin umat generasi mendatang.

Allah menekankah hal ini dalam firmanNya, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Al-Baqarah: 221)
Karena paham agama dan mengamalkannya.

Ada banyak hal yang membuat seorang lelaki mencintai wanita. Ada yang karena kemolekannya semata. Ada juga karena status sosialnya. Tidak sedikit lelaki menikahi wanita karena wanita itu kaya. Tapi, kata Rasulullah yang beruntung adalah lelaki yang mendapatkan wanita yang faqih dalam urusan agamanya. Itulah wanita dambaan yang lelaki shalih.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan beruntung.” (Bukhari dan Muslim)
Rasulullah saw. juga menegaskan, “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang paling baik adalah wanita yang shalihah.” (Muslim, Ibnu Majah, dan Nasa’i).
Jadi, hanya lelaki yang tidak berakal yang tidak mencintai wanita shalihah.
Dari keturunan yang baik. Rasulullah saw. mewanti-wanti kaum lelaki yang shalih untuk tidak asal menikahi wanita. “Jauhilah rumput hijau sampah!” Mereka bertanya, “Apakah rumput hijau sampah itu, ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Wanita yang baik tetapi tinggal di tempat yang buruk.” (Daruquthni, Askari, dan Ibnu ‘Adi)
Karena itu Rasulullah saw. memberi tuntunan kepada kaum lelaki yang beriman untuk selektif dalam mencari istri. Bukan saja harus mencari wanita yang tinggal di tempat yang baik, tapi juga yang punya paman dan saudara-saudara yang baik kualitasnya. “Pilihlah yang terbaik untuk nutfah-nutfah kalian, dan nikahilah orang-orang yang sepadan (wanita-wanita) dan nikahilah (wanita-wanitamu) kepada mereka (laki-laki yang sepadan),” kata Rasulullah. (Ibnu Majah, Daruquthni, Hakim, dan Baihaqi).

“Carilah tempat-tempat yang cukup baik untuk benih kamu, karena seorang lelaki itu mungkin menyerupai paman-pamannya,” begitu perintah Rasulullah saw. lagi. “Nikahilah di dalam “kamar” yang shalih, karena perangai orang tua (keturunan) itu menurun kepada anak.” (Ibnu ‘Adi)

Karena itu, Utsman bin Abi Al-’Ash Ats-Tsaqafi menasihati anak-anaknya agar memilih benih yang baik dan menghindari keturunan yang jelek. “Wahai anakku, orang menikah itu laksana orang menanam. Karena itu hendaklah seseorang melihat dulu tempat penanamannya. Keturunan yang jelek itu jarang sekali melahirkan (anak), maka pilihlah yang baik meskipun agak lama.”
Masih gadis. Siapapun tahu, gadis yang belum pernah dinikahi masih punya sifat-sifat alami seorang wanita. Penuh rasa malu, manis dalam berbahasa dan bertutur, manja, takut berbuat khianat, dan tidak pernah ada ikatan perasaan dalam hatinya. Cinta dari seorang gadis lebih murni karena tidak pernah dibagi dengan orang lain, kecuali suaminya.
Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan menikah dengan gadis. “Hendaklah kalian menikah dengan gadis, karena mereka lebih manis tutur katanya, lebih mudah mempunyai keturunan, lebih sedikit kamarnya dan lebih mudah menerima yang sedikit,” begitu sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh (Ibnu Majah dan Baihaqi.)
Tentang hal ini A’isyah pernah menanyakan langsung ke Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika engkau turun di sebuah lembah lalu pada lembah itu ada pohon yang belum pernah digembalai, dan ada pula pohon yang sudah pernah digembalai; di manakah engkau akan menggembalakan untamu?” Nabi menjawab, “Pada yang belum pernah digembalai.” Lalu A’isyah berkata, “Itulah aku.”
Menikahi gadis perawan akan melahirkan cinta yang kuat dan mengukuhkan pertahanan dan kesucian. Namun, dalam kondisi tertentu menikahi janda kadang lebih baik daripada menikahi seorang gadis. Ini terjadi pada kasus seorang sahabat bernama Jabir.
Rasulullah saw. sepulang dari Perang Dzat al-Riqa bertanya Jabir, “Ya Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Jabir menjawab, “Sudah, ya Rasulullah.” Beliau bertanya, “Janda atau perawan?” Jabir menjawab, “Janda.” Beliau bersabda, “Kenapa tidak gadis yang engkau dapat saling mesra bersamanya?” Jabir menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku telah gugur di medan Uhud dan meninggalkan tujuh anak perempuan. Karena itu aku menikahi wanita yang dapat mengurus mereka.” Nabi bersabda, “Engkau benar, insya Allah.”
Sehat jasmani dan penyayang. Sahabat Ma’qal bin Yasar berkata, “Seorang lelaki datang menghadap Nabi saw. seraya berkata, “Sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang baik dan cantik, namun ia tidak bisa melahirkan. Apa sebaiknya aku menikahinya?” Beliau menjawab, “Jangan.” Selanjutnya ia pun menghadap Nabi saw. untuk kedua kalinya, dan ternyata Nabi saw. tetap mencegahnya. Kemudian ia pun datang untuk ketiga kalinya, lalu Nabi saw. bersabda, “Nikahilah wanita yang banyak anak, karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat lain.” (Abu Dawud dan Nasa’i).

Karena itu, Rasulullah menegaskan, “Nikahilah wanita-wanita yang subur dan penyayang. Karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya kalian dari umat lain.” (Abu Daud dan An-Nasa’i)

Berakhlak mulia. Abu Hasan Al-Mawardi dalam Kitab Nasihat Al-Muluk mengutip perkataan Umar bin Khattab tentang memilih istri baik merupakan hak anak atas ayahnya, “Hak seorang anak yang pertama-tama adalah mendapatkan seorang ibu yang sesuai dengan pilihannya, memilih wanita yang akan melahirkannya. Yaitu seorang wanita yang mempunyai kecantikan, mulia, beragama, menjaga kesuciannya, pandai mengatur urusan rumah tangga, berakhlak mulia, mempunyai mentalitas yang baik dan sempurna serta mematuhi suaminya dalam segala keadaan.”
Lemah-lembut. Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari A’isyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Wahai A’isyah, bersikap lemah lembutlah, karena sesungguhnya Allah itu jika menghendaki kebaikan kepada sebuah keluarga, maka Allah menunjukkan mereka kepada sifat lembah lembut ini.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada sebuah keluarga, maka Allah memasukkan sifat lemah lembut ke dalam diri mereka.”
Menyejukkan pandangan. Rasulullah saw. bersabda, “Tidakkah mau aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling baik dari seorang wanita? (Yaitu) wanita shalihah adalah wanita yang jika dilihat oleh suaminya menyenangkan, jika diperintah ia mentaatinya, dan jika suaminya meninggalkannya ia menjaga diri dan harta suaminya.” (Abu daud dan An-Nasa’i)
“Sesungguhnya sebaik-baik wanitamu adalah yang beranak, besar cintanya, pemegang rahasia, berjiwa tegar terhadap keluarganya, patuh terhadap suaminya, pesolek bagi suaminya, menjaga diri terhadap lelaki lain, taat kepada ucapan dan perintah suaminya dan bila berdua dengan suami dia pasrahkan dirinya kepada kehendak suaminya serta tidak berlaku seolah seperti lelaki terhadap suaminya,” begitu kata Rasulullah saw. lagi.
Maka tak heran jika Asma’ binti Kharijah mewasiatkan beberapa hal kepada putrinya yang hendak menikah. “Engkau akan keluar dari kehidupan yang di dalamnya tidak terdapat keturunan. Engkau akan pergi ke tempat tidur, di mana kami tidak mengenalinya dan teman yang belum tentu menyayangimu. Jadilah kamu seperti bumi bagi suamimu, maka ia laksana langit. Jadilah kamu seperti tanah yang datar baginya, maka ia akan menjadi penyangga bagimu. Jadilah kamu di hadapannya seperti budah perempuan, maka ia akan menjadi seorang hamba bagimu. Janganlah kamu menutupi diri darinya, akibatnya ia bisa melemparmu. Jangan pula kamu menjauhinya yang bisa mengakibatkan ia melupakanmu. Jika ia mendekat kepadamu, maka kamu harus lebih mengakrabinya. Jika ia menjauh, maka hendaklah kamu menjauh darinya. Janganlah kami menilainya kecuali dalam hal-hal yang baik saja. Dan janganlah kamu mendengarkannya kecuali kamu menyimak dengan baik dan jangan kamu melihatnya kecuali dengan pandangan yang menyejukan.”

Realistis dalam menuntut hak dan melaksanakan kewajiban. Salah satu sifat terpuji seorang wanita yang patut dicintai seorang lelaki shalih adalah qana’ah. Bukan saja qana’ah atas segala ketentuan yang Allah tetapkan dalam Al-Qur’an, tetapi juga qana’ah dalam menerima pemberian suami. “Sebaik-baik istri adalah apabila diberi, dia bersyukur; dan bila tak diberi, dia bersabar. Engkau senang bisa memandangnya dan dia taat bila engkau menyuruhnya.” Karena itu tak heran jika acapkali melepas suaminya di depan pintu untuk pergi mencari rezeki, mereka berkata, “Jangan engkau mencari nafkah dari barang yang haram, karena kami masih sanggup menahan lapar, tapi kami tidak sanggup menahan panasnya api jahanam.”

Kata Rasulullah, “Istri yang paling berkah adalah yang paling sedikit biayanya.” (Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi dari A’isyah r.a.)

Tapi, “Para wanita mempunyai hak sebagaimana mereka mempunyai kewajiban menurut kepantasan dan kewajaran,” begitu firman Allah swt. di surah Al-Baqarah ayat 228. Pelayanan yang diberikan seorang istri sebanding dengan jaminan dan nafkah yang diberikan suaminya. Ini perintah Allah kepada para suami, “Berilah tempat tinggal bagi perempuan-perempuan seperti yang kau tempati. Jangan kamu sakiti mereka dengan maksud menekan.” (At-Thalaq: 6)
Menolong suami dan mendorong keluarga untuk bertakwa. Istri yang shalihah adalah harta simpanan yang sesungguhnya yang bisa kita jadikan tabungan di dunia dan akhirat. Iman Tirmidzi meriwayatkan bahwa sahabat Tsauban mengatakan, “Ketika turun ayat ‘walladzina yaknizuna… (orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah), kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Lalu, sebagian dari sahabat berkata, “Ayat ini turun mengenai emas dan perak. Andaikan kami tahu ada harta yang lebih baik, tentu akan kami ambil”. Rasulullah saw. kemudian bersabda, “Yang lebih utama lagi adalah lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, dan istri shalihah yang akan membantu seorang mukmin untuk memelihara keimanannya.”
Mengerti kelebihan dan kekurangan suaminya. Nailah binti Al-Fafishah Al-Kalbiyah adalah seorang gadis muda yang dinikahkan keluarganya dengan Utsman bin Affan yang berusia sekitar 80 tahun. Ketika itu Utsman bertanya, “Apakah kamu senang dengan ketuaanku ini?” “Saya adalah wanita yang menyukai lelaki dengan ketuaannya,” jawab Nailah. “Tapi ketuaanku ini terlalu renta.” Nailah menjawab, “Engkau telah habiskan masa mudamu bersama Rasulullah saw. dan itu lebih aku sukai dari segala-galanya.”

Pandai bersyukur kepada suami. Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada suaminya, sedang ia sangat membutuhkannya.” (An-Nasa’i).
Cerdas dan bijak dalam menyampaikan pendapat. Siapa yang tidak suka dengan wanita bijak seperti Ummu Salamah? Setelah Perjanjian Hudhaibiyah ditandatangani, Rasulullah saw. memerintahkan para sahabat untuk bertahallul, menyembelih kambing, dan bercukur, lalu menyiapkan onta untuk kembali pulang ke Madinah. Tetapi, para sabahat tidak merespon perintah itu karena kecewa dengan isi perjanjian yang sepertinya merugikan pihak kaum muslimin.
Rasulullah saw. menemui Ummu Salamah dan berkata, “Orang Islam telah rusak, wahai Ummu Salamah. Aku memerintahkan mereka, tetapi mereka tidak mau mengikuti.”
Dengan kecerdasan dalam menganalisis kejadian, Ummu Salamah mengungkapkan pendapatnya dengan fasih dan bijak, “Ya Rasulullah, di hadapan mereka Rasul merupakan contoh dan teladan yang baik. Keluarlah Rasul, temui mereka, sembelihlah kambing, dan bercukurlah. Aku tidak ragu bahwa mereka akan mengikuti Rasul dan meniru apa yang Rasul kerjakan.”
Subhanallah, Ummu Salamah benar. Rasulullah keluar, bercukur, menyembelih kambing, dan melepas baju ihram. Para sahabat meniru apa yang Rasulullah kerjakan. Inilah berkah dari wanita cerdas lagi bijak dalam menyampaikan pendapat. Wanita seperti inilah yang patut mendapat cinta dari seorang lelaki yang shalih

cinta dalam islam

Cinta adalah bagian dari fitrah, orang yang
kehilangan
cinta dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena
cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi
rasa
...cinta dengan tepat.
Hikam: "Dijadikan indah pada pandangan manusia,
kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta
yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali
yang
baik." (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)

Istilah cinta amat popular dan menjadi satu ungkapan setia di bibir-bibir remaja yang menganggapnya satu kalimah suci dan bererti.

Ada yang berbangga memiliki seorang kekasih yang setia dan mula memasang angan-angan untuk mendirikan rumah tangga bersama pasangan pilihan.

Fanomena ini berlanjutan dari bangku sekolah lagi ...malah adakalanya membawa kepada sesuatu di luar jangkauan

Cinta perlu difahami. Semestinya seorang remaja perlu memahami kehendak dan definisi yang tepat.
Hikmah dari Cinta:

1. Cinta adalah proses ujian yg keras dan pahit dalam kehidupan manusia. Apakah cinta itu dalam perjalanannya akan menghantarkannya kepada jalan yg mulia atau menghempaskannya kepada jalan yg hina.

2. Jika tidak ada cinta maka di dunia ini tidak akan ada inovasi, pembangunan dan peradaban.

3. Keberadaan cinta merupakan faktor dominan dalam melestarikan eksistensi manusia dan interaksinya dengan sesama manusia.



# Ketika cinta diarahkan kpd kebaikan, mk cinta dapat membawa keutuhan, perdamaian, kebaikan pada kehidupan bermasyarakat.

# Cinta yg ditumbuhkan oleh factor keimanan, maka akan menghasilkan berbagai hal yg mengagumkan. Dapat mengubah sejarah, menegakkan puncak kejayaan dan kemuliaan dunia. Sebagai contoh adalah kehidupan generasi muslim pada masa dahulu.

Dan masih banyak lagi hikmah yg lain dari adanya rasa cinta pada diri manusia.



Fenomena yg timbul dari tingkatan2 cinta yg ada akan menimbulkan efek yg berbeda

Pada fenomena tingkatan cinta yg tertinggi, maka akan membuat seseorg dalam hidupnya untuk selalu mendahulukan cinta kepada Allah , RasulNya dan jihad dijalannya. Dalam kehidupannya sehari2 tidak ada orientasi selain kepada Allah. Dia akan selalu merasa yakin bahwa segala sesuatu yg telah Allah tetapkan adalah yg terbaik bagi manusia Bahwa Allah lebih mengetahui daripada makhluknya. Kemudian, bagi seseorg yg sudah merasakan nikmatnya iman, maka dia akan selalu meneladani kepribadian Rasulluh, mencintai Rasululluh, kmdn dia juga akan mencintai jihad dijalanNya. Akan berjuang dengan segala apa yg dia miliki.



Firman Allah pada Qs. 28:68.

“Rabbmu menciptakan apa yg Dia kehendaki dan memilih (seorg Rasul diantara hambaNYa). Sekali2 tidak ada pilihan bagi mereka. Maha suci Allah dan MahaTinggi dari apa yg mereka persekutukan (denganNya)

Qs. 33: 36

“Tidaklah patut bagi seorg mukmin baik laki2 maupun perempuan jika Allah dan RasulNya telah menetapkan bagi mereka suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yg lain dalam urusan mereka…”

Qs.2:140

“Apakah kalian yang lebih mengetahui ataukah Allah?…”

Qs. 2 : 282

“…dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”

Adapun dampak yg disebabkan oleh cinta tingkat menengah dalam membentuk karakter individu, keluarga, dan masyarakat telah amat nyata. Jika tidak Allah ciptakan cinta pada suami –istri maka tidak akan tercipta keluarga, tidak akan lahir anak-cucu, tidak akan terjadi proses mengasuh, mendidik dan memelihara anak.Jika tdk Allah ciptakan cinta pada anak, niscaya dalam jiwanya tidak akan ada semnagat kekeluargaan, tidak akan kokoh iktakan kekeluragannnya, tidak akan mengasihi saudaranya. Jika tdk Allah tanamkan rasa cinta pada manusia maka, mk tidak akan tercipta hubungan social antar bangsa yg dibangun atas prinsip ta’aruf (saling mengenal)

Dengan demikian cinta tingkat menengah ini amat penting untuk menciptakan kemashalatan pribadi dan keluarga khususnya dan untuk merealisasikan kemaahalatan antar bangsa dan seluruh ummat manusia pada umumnya.

Firman Allah tentang hal ini terdapat pada Qs. 49:10

“Sesungguhnya orang2 mukmin itu bersaudara…”

Qs. 49 : 13

“ Wahai manusia seseungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari jenis laki2 dan perempuandan Kami telah menjadikan kalian berbangsa2 dan bersuku2 agar kalian saling mengenal…”

Hadits riwayat Bukhari-muslim

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya .., hendaklah dia menghormati tamunya”

Dan masih banyak lagi ayat dan hadist yg menceritakan tentang hubungan antar manusia.



Fenomena Cinta tingkat rendah

Cinta jenis ini ada beberapa macam:

1. Mencintai thougut dan sesembahan selain Allah, seperti menyembah manusai, batu dsb.

Qs. 2: 165

“Diantara manusia ada orang2 yg menyembah tuhan2 selain Allah. Mereka mencintai tuhan itu sebagaimana mereka ( org2 mukmin yg mukhlis) mencintai Allah. Adapun org2 yg beriman jauh lebih besar cintanya kepada Allah (disbanding cinta org2 kafir terhadap tuhan2 mereka)…”

2. Menjalin tali kasih kepada musuh2 Allah.

Qs. 60:1

“Hai org2 yg beriman, jgnlah kalian menjadikan musuhKU dan musuh kalian sebagai teman2 setia, yg kalian sampaikan kepada mereka (rahasia org2 mukmin) karena kasih sayang (kepada mereka), padahal sebenarnya mereka telah ingkar terhadap kebenaran (kitab dan Rasul) yg datang kepada kalian..”



3. Mengumbar syahwat dan berkubang dalam Lumpur kekejian dan kehinaan.

Qs.3:14



“Dijadikanlah indah pada (hati) manusia kecintaan kepada apa2 yg diingini, yaitu wanita2…”

4. Mencintai ayah,ibu,anak, istri, suami, keluarga, karir, tanah air melebihi cintanya kepada Allah, RasulNya dan Jihad dijalannya.

Qs.9:24.

“Jika bapak2, anak2, saudara2, pasangan2, dan kaum keluarga kalian, harta kekayaan yg kalian usahakan, perniagaan yg kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah2 tempat tinggal yg kalian sukai, lebih kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan (daripada) jihad di jalanNYa, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan siksaNya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang2 yg fasik”



Nabi salallahu ‘alaihiwassalam bersabda:

“Tidak sempurna iman seseorg dari kalian hingga aku lebih dia cintai daripada bapak-ibunya, anaknyadan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Menuhankan hawa nafsunya,

Qs. 45:23

“ Bagaimanakah pendapatmu tentang org menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membirakannya sesat berdasarkan ilmuNya?…

Dengan demikian bagi seorang mukmin yg telah diliputi oleh manisnya iman, maka ia tidak akan rela jika dirinya diliputi oleh cinta pada tingkatan yg rendah yg akan membunuh karakter manusia dan menghancurkan kemuliaannya. Bahkan ia akan menjaga kesetiaannya hanya kepada Allah saja. Dia akan menjaga cintanya untuk tidak akan memberikannya kepada mush2 Islam, Dia akan menjaga syahwatnya, dan tidak melakukannya dijalan yg bahtil.Dia tidak akan mencintai kekayaannya, pasangan, anak, orag tuanya, keluarganya, kedudukannya melebihi cintanya kepada Allah, RasulNya dan jihad dijalanNya.

Pada akhirnya hanya diri kita sendiri yg akan menentukan pada tingkatan cinta yg mana kita berada. Dan hal ini hanya Allah dan diri kita saja yg tahu.

Semoga Allah senantiasa menjaga diri kita agar tidak terjebak pada cinta tingkat rendah.

Ini saja yg biasa saya sampaikan, mohon maaf atas segala kekhilafan. Kebenaran hanyalah milik Allah SWT.