Selasa, 23 Oktober 2012

menjadi pribadi yang dicintai

Remaja Muslim, di antara kita mungkin ada yang merasa kurang pandai bergaul, sehingga teman-teman kita terkesan menjauhi dan tidak mencintai kita. Sebenarnya, tidak sulit kok, untuk membuat teman-teman menyukai kita. Tapi, tentu saja butuh usaha untuk membuat orang disekeliling kita bahagia ketika berada di dekat kita.
Nah, berikut ini beberapa tips, yang Insya Allah bisa membuat kalian dicintai banyak orang. Dipraktikkan iah??

BERSIKAP POSITIF...
Segala hal baik berawal dari sikap positif. Mulai dari ber-husnuzhon (berprasangka baik) kepada orang lain hingga selalu melihat berbagai hal dari sisi positifnya. Sikap positif membuat tidak gampang stres, tidak mudah su'uzhon, dan membuat orang lain tidak takut untuk mendekat kepadamu.

TUNJUKKAN WAJAH CERIA...
Berada di dekat orang yang ceria dan periang, bisa membuat kita enjoy dan melupakan sejenak beban masalah yang kita hadapi. Orang yang ceria dan selalu meyegarkan suasana, tentu akan selalu dinanti kehadirannya. Tersenyumlah! Karena ketika seseorang tersenyum, tubuh memproduksi hormon yang bisa membuat perasaan senang. Lagipula, bukankah Nabi kita melarang kita bermuka masam ketika berjumpa dengan teman kita? So, tunjukkan wajah ceriamu!

BERSIKAPLAH RAMAH...
Sikap ramah adalah lawannya jutek atau ketus. Karena ramahlah, orang tidak ragu untuk tersenyum dan menyapa. Sikap ramah bisa mendatangkan kesan positif, karena akan membuat orang yang berhadapan denganmu merasa diterima dan dihargai.

JADIKAN DIRIMU RINGAN TANGAN...
Teman sejati adalah yang mau menemani dalam suka dan duka. Yang mau membantu ketika temannya membutuhkan, atau dalam kesulitan. Bukan hanya mendekat, saat temannya mendapat nikmat. Jangan tunggu diminta untuk mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan bantuan. Bukankah kita pun akan senang, bila ada yang menawarkan bantuan saat kita dalam kesulitan??

BERSIKAP RENDAH HATI, JANGAN SOMBONG...
Jauhkan dirimu dari sikap sombong, yang sangat dibenci oleh Allah Ta'ala dan Rasul-Nya, serta manusia pada umumnya. Berbeda dengan rendah hati yang merupakan kelemahan, justru rendah hati mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanyalah yang bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi, makin menunduk.

PERCAYA DIRILAH!...
Orang yang punya percaya diri biasanya selalu merasa nyaman dan tak pernah merasa terancam dengan situasi atau orang-orang disekitarnya. Ia akan selalu tampak tenang di mana saja. Dengannya, menimbulkan kewibawaan yang membuat orang lain lebih hormat.

JADILAH PEMAAF...
Dendam dan iri hati adalah salah satu ciri penyakit hati yang paling sering datang menyerang. Selain mencemari hubungan, penyakit ini juga bisa membuat perasaan tak nyaman. Karenanya seorang yang lapang hati akan selalu merasa bahagia. Mereka pun dicintai orang lain karena menularkan kebahagiaan tersebut ke sekelilingnya. Tapi...jangan hanya mengangguk ketika menerima permintaan maaf dari orang lain. Yang lebih penting, hapuslah atau lupakanlah kesalahan tersebut dari hatimu.

JUJURLAH SELALU...
Kata orang, harga kejujuran lebih mahal daripada emas. Coba bayangkan bila kamu punya teman hobi bohong. Selain bisa bikin salah paham, kebohongan juga bisa merugikan orang lain. Makanya, jangan heran bila orang jujur dicintai semua orang. Biasakanlah berkata dan berlaku jujur dalam berbagai kesempatan.

JADILAH PEMBERANI...
Orang pemberani adalah mereka yang tidak takut menyuarakan isi hatinya. Mereka juga tidak gentar mengambil posisi sebagai minoritas, asalkan hal itu sesuai dengan prinsipnya. Biasanya, mereka yang memiliki sifat seperti ini paling sering menjadi sumber inspirasi bagi orang lain untuk berani tampil beda. Jadi jangan pernah takut berbicara karena tak ingin menjadi berbeda.

BERSIKAPLAH ADIL...
Sikap adil berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya. Untuk bisa berlaku adil, belajarlah mengamati peristiwa dari berbagai sudut pandang. Dengan begitu, penilaianmu tidak akan condong pada satu sisi saja. Dalam berteman, sikap adil juga bisa diartikan dengan tidak membeda-bedakan teman, misalnya antara si kaya dan si miskin, si rupawan dan si buruk rupa. Hanya saja, dalam berteman kamu memang harus tetap “pilih-pilih”. Jauhilah teman yang buruk akhlaknya dan tidak seakidah. Kecuali jika kamu biasa mendekati dan mendakwahinya, bukan kamu yang malah menjadi sepertinya.

Jika hal tersebut sudah ada pada dirimu, Insya Allah kamu akan dicintai oleh teman-temanmu.
Jadi, wahai Sobat Remaja Muslim, mari kita semua katakan:
“TIDAK ADA ALASAN UNTUK TIDAK DICINTAI TEMAN-TEMAN!!!”

pelangi

Pelangi...

Warnamu beragam

Kini, semakin banyak warnamu menggandeng warna lain yang sekufu

Sudah 3 warna sekufu berbeda yang tergabung

Dan ada juga yang akan menghasilkan warna lain hasil perpaduan dua warna sekufu itu

Aha! Senangnya warna Pelangi akan semakin beragam

Semoga itu semua makin menguatkan pendar Pelangi

Semoga menjadikan yang lain terpacu untuk segera menggenapkan diennya

Walaupun sekarang 3-0 untuk ikhwan

Liat saja nanti

Sebentar lagi angka 0 itu akan segera berganti

Entah dengan 1, 2, atau bahkan 3

Semangat buat para akhwat!
Namun ingat bahwa pernikahan itu bukanlah arena pacuan kuda yang harus dimulai dari garis start yang sama
Ingat pula bahwa menikah bukan sekadar tuntutan sosial dari tekanan sekitar yang sudah menikah
Menikah itu ibadah, maka luruskanlah niat!
Ayo! Siapa yang akan menerima award berikutnya?

my parents

Saya sangat-sangat bersyukur dilahirkan dari orang tua seperti mereka…
Bersyukur karena dilahirkan dari orangtua muslim…
Banyak orang yang menjadi muslim harus bersusah-payah berjuang keras karena lahir dari keluarga non muslim, ditentang oleh keluarga, bahkan harus sembunyi-sembunyi.
Bersyukur karena dari kecil secara keras dididik dengan ajaran Islam…
Saya masih ingat betul, betapa kerasnya papa dalam hal agama. Padahal saya masih kecil, belum baligh. Tapi betapa galaknya papa untuk urusan sholat. Papa luar biasa seramnya jika anaknya susah atau bermalas-malasan disuruh sholat, bisa2x diancam cambuk pake gesper/sapu lidi (tapi memang tidak sampai menyakiti/membuat luka koq karena memang sekedar ancaman belaka).
Klo sholat subuh, muka akan akan dicipratkan air jika susah dibangunkan. Maka sewaktu kecil papa adalah orang yang kami segani dan takuti. Sedangkan mama bagian jadi malaikatnya yg mengingati kami sholat dengan baik, tapi hal ini justru membuat kami “menyepelekan” mama. Klo tidak bisa disuruh baik-baik sama mama, maka pasti papa tak segan2 “turun tangan” untuk menyuruh kami sholat. Klo udah denger suara langkah papa mendekat, kami (saya dan kakak-kakak saya) langsung kocar-kacir segera bergegas sholat :D
Tapi apakah hal itu membuat saya membenci papa saya? Sama sekali TIDAK! Justru saya bersyukur dengan begitu saya jadi terbiasa untuk selalu sholat 5 waktu :)
Betapa banyak muslim yang masih susah untuk sholat 5 waktu, padahal mereka sudah baligh dan menjadi kewajiban mereka sebagai muslim. Susah memang kalo tidak dibiasakan dari kecil. Dan mungkin mereka menganggap sholat itu bukanlah suatu kewajiban. Kesadaran untuk melaksanakan sholat masih kurang.
Bersyukur karena diajari dari awal membaca iqro’ sampai bisa membaca Al-quran  dan menghapal juz’amma…
Dulu sewaktu kecil, tiap sehabis sholat maghrib adalah kewajiban kami untuk mengaji. Maka, kami bertiga selepas sholat pasti akan berebutan bantal untuk mengaji sama mama. Karena, klo mengajinya sama papa, kami pasti sampa menangis, kenapa? Selain karena lama, klo sama papa kami benar2 diperhatikan bacaannya huruf per huruf, jika salah akan terus menerus diulang pada bagian itu, bahkan klo berkali-kali masih salah juga pelafalan hurufnya, maka sebatang sapulidi akan mendarat di tubuh kami sampai kami bisa mengucapkannya dengan benar. Luar biasa memang papa saya.
Tapi lagi-lagi apakah karena hal itu lantas saya membenci papa? Sama sekali TIDAK! Justru karena kerasnya didikan papa, di TPA, hanya saya yang bisa membaca al-quran diantara teman2 seumuran saya saat itu, bahkan saya diminta guru TPA saya membantunya mengajarkan teman2 seumuran saya membaca iqra dan memperhatikannya. (Maaf bukan bermaksud sombong atau riya’)
Betapa banyak muslim yang sudah dewasa masih terbata-bata bahkan tidak bisa membaca Al-quran. Orangtua lebih mementingkan pendidikan umum dan mengabaikan pendidikan agama.
Ada juga orangtua yang juga kurang bisa membaca Al-quran dan memiliki pemahaman agama yg kurang serta sibuk bekerja, sehingga menyerahkan anaknya sepenuhnya pada sekolah TPA atau guru privat agama tanpa tahu perkembangan ilmu agama anaknya.
Ada juga orang yang berjuang keras, bersusah-payah berusaha sendiri membaca Al-quran dari nol ketika sudah dewasa, mencari lembaga-lembaga untuk belajar membaca Al-quran dan memperdalam agama
Bersyukur karena diberikan contoh sikap dan perilaku yang baik…
Orangtua saya selalu mengajarkan dan memberikan contoh untuk sholat 5 waktu beserta sholah sunnah, puasa wajib-sunnah, rutin mengaji tiap hari, membantu orang yang kesusahan, menjaga silaturahmi, mengenakan jilbab, bekerja keras, membantu orangtua. Dan semua itu diajarkan semenjak kami masih kecil.
Oya, kami juga dibiasakan untuk tidak keluar rumah dan menonton tv habis maghrib. TV baru boleh menyala setelah waktu isya. Nakalnya kami, klo papa sedang tidak ada dirumah kami tetap menyalakan tv walopun sudah masuk waktu maghrib. Dan untuk urusan pertelevisian papa ini garis keras, klo iklan2 ada model wanita yang pakaiannya terbuka sedikit pasti langsung disuruh ganti channel. Film yang boleh ditonton cuma film kungfu, si doel, acara anak, acara keagamaan, dan kartun (ini berlaku sampai kami pun sudah besar). Pasti kena omel klo ketauan nonton sinetron, infotainment, acara musik, apalagi film barat. Makanya ga heran klo udah umur belasan tahun acara kesukaan saya ya cuma film kungfu jackie chan dan segala jenis kartun, heheh :D
Dalam hal ucapan, kami juga dibiasakan untuk tidak berkata kasar atau kotor atau kebon binatang. Sekali ketauan berkata kasar, maka tak segan-segan mulut kami dicocolin cabai, ancaman yg sangat menakutkan bagi kami seorang anak yang takut pedas saat itu. Tapi sekarang udah besar malah doyan banget makan pedas, jadi ketawa geli sendiri kalo inget hal ini :p
Betapa banyak orang yang tidak mendapatkan figur orangtua yang baik. Orangtua yang jarang atau bahkan tidak pernah sholat tapi menyuruh anaknya sholat dan tidak memberikan contoh2 baik lainnya. Lebih menyedihkan lagi ketika mendapatkan orangtua dengan perilaku tidak baik seperti suka mabuk-mabukan, selingkuh, berjudi, PSK, percaya klenik, mempertontonkan aurat, berkata-kata kasar, dll.

Bersyukur karena diberikan pemahaman yang baik tentang Islam…
Orangtua kami senang memberikan ceramah-ceramah kecil tentang ajaran agama bahkan cerita tentang perjuangan hidup mereka yang keras sewaktu dulu, dan saya selalu suka mendengarkannya.
Orangtua kami juga selalu memperdengarkan kami ceramah-ceramah dan tilawah quran dari radio dan tv dengan volume cukup keras yang tetangga sepertinya juga bisa mendengar, heheh :D hal ini sepertinya selain supaya kami tetap dengar walopun sedang di kamar/sambil bermain juga mungkin sekalian berdakwah ke tetangga, barangkali yaaa :p
Dan ketika kami mulai baligh, maka mama-papa kami akan memperingatkan kami bahwa kami sudah memiliki tanggungjawab besar yang harus kami tanggung sendiri dan mengingatkan bahwa semua kebiasaan kami dari kecil sudah menjadi kewajiban kami yang tidak boleh ditinggalkan dan kami yang menanggung dosanya sendiri jika tidak dikerjakan. Walopun terlihat melepaskan tanggungjawab kepada kami, tetap saja orangtua kami masih suka mengingatkan meski tidak lagi sekeras dulu :)
Banyak orang yang tidak tahu pentingnya kewajiban sholat, puasa, zakat, menutup aurat, dll. Orangtua cenderung cuek dalam hal agama. Ketika anak mulai baligh, dianggap hal yang biasa dan tak perlu dianggap istimewa dengan memberikan wejangan2x/nasehat2x agama.
Banyak orang yang harus bersusah-payah mencari ilmu agama dan pemahaman agama yang baik dari satu tempat ke tempat lain.
Bersyukur karena papa saya hanya seorang PNS mentok dan mama saya hanya seorang ibu rumah tangga…
Jaman dulu gaji PNS sangat memprihatinkan. Untuk menghidupi keluarga yang berjumlah 5 orang itu sangatlah pas-pasan. Maka, diantara seluruh keluarga besarku (tante-om dari sodara mama-papa) maka keluarga kami bisa dibilang paling memprihatinkan. Diantara sepupu kami yg lain, kami yang paling kurus-kurus. Kami tidak pernah jalan-jalan atau makan diluar sekeluarga kecuali acara dari kantor papa atau diajak saudara (om-tante). Klo liburan sekolah kami senang sekali nginep di rumah om-tante karena pasti mendapat uang jajan, diajak jalan2, makan diluar atau dibelikan baju, mainan atau snack, heheh :D karena klo dirumah pas liburan kami tidak diberi uang jajan, jalan-jalan pun hanya silaturahmi ke rumah saudara. Baju dan sepatu baru hanya dibeli setahun sekali tiap Idul Fitri.
Kami selalu dibiasakan membeli sesuatu yang kami pengen dari uang kami sendiri, dari menabung uang jajan yg sudah paspasan atau dari salam tempel lebaran :D Hal inilah yang membuat kami menjadi apik untuk merawat baik-baik barang yang kami miliki sebagai bentuk penghargaan atas perjuangan kami mendapatkan barang tersebut. Bahkan pemberian dari oranglain sekalipun kami pasti hapal dan menjaganya dengan baik.
Satu-satunya barang “mewah” yang murni dibelikan orangtua saya adalah laptop, itupun setelah merajuk dan merayu berbulan-bulan dengan alasan kuliah, hohoh :D
Oya, karena tidak punya pembantu, kami bertiga selalu membagi tugas rumah masing-masing. Kakak 1: menyetrika, kakak 2: mencuci piring, saya: menyapu-mengepel, Mama: mencuci baju dan memasak. Tapi kami seringkali dilibatkan untuk memasak.
Meskipun hidup kami dulu susah tapi saya sangat senang bisa merasakan pahit-juang di saat susah seperti itu :’)
Sekarang ini orangtua pada umumnya membiasakan anaknya hidup enak, fasilitas serba ada, kemauan serba dituruti, pembantu serba bisa, dll. Hal ini menurut saya mempengaruhi mental anak sampai besar menjadi seorang yang individualis, egois, pemalas, boros, tidak bisa menjaga barang, tak mau dan tak bisa melakukan pekerjaan rumah dan berbuat semaunya.
Bersyukur karena kami dibiasakan untuk selalu bersikap sederhana dan apa adanya
Papa saya dulu orang susah, sekolah cari duit sendiri, dan sekolah ngurus sendiri karena orangtua kurang peduli. Papa saya cuman seorang tamatan SMA. Tapi  اَلْحَمْدُلِلّهِ dapat rezeki menjadi PNS. PNSnya pun mentok di golongan III C, padahal berkali-kali ada kesempatan dinas ke luar kota untuk dapat naik tingkat/jabatan tapi papa menolak dengan alasan tak ingin meninggalkan keluarga :’)
Papa saya orang yg sangat2x sederhana, meskipun mampu sebenarnya (PNS skrg udah sejahtera lho krn remunerasi :D ) membeli HP, tapi tidak pernah mau membeli krn merasa kurang butuh yg akhirnya kakak saya yg berinisiatif membelikannya, itupun jarang dipake dan diperhatikan -___-’
Barang-barang kebutuhan lainnya pun seperti alat elektronik rumah tangga hanya seadanya saja seperti kulkas kecil 1 pintu, mesin cuci 2 tabung, tv 14 inchi, radio puter (bukan digital), dispenser kecil, motor kredit dll dan semua itu baru akan diganti setelah berpuluh-puluh tahun dan sudah rusak, ahahah :) ) luar biasa memang!
Tapi untuk urusan merawat rumah, mama-papa sangat apik sekali, dan kami selalu dilibatkan untuk merawat rumah. Dibiasakan membereskan kamar sendiri, merapikan rumah dengan baik. Tiap tahun menjelang idul fitri kami sekeluarga akan bekerja bakti besar-besaran. Setiap sudut rumah benar-benar dibersihkan, dan tentunya mengecat rumah, bergantian, padahal kami bertiga cewek lho, tak menghalangi kami melakukan pekerjaan maskulin tersebut, hihih :D
Apakah hal tersebut membuat saya merasa tersiksa? merasa waktu bermain kami sebagai anak lantas hilang? sama sekali TIDAK, justru kami merasa senang bisa merawat rumah sendiri sehingga memiliki sense of belonging yang tinggi. Jadi berpikir ulang kalo mau mengotori dan mengacak-acak rumah karena mengingat kerja keras kami membersihkan, merapikan, dan merawat rumah.
Saya bersyukur diajarkan hidup sederhana seperti itu. Merasa bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki. Belajar untuk membeli barang memang hanya karena sangat butuh/perlu, bukan karena pengen pamer, buang2 duit, dll.
Sekarang banyak orang berlomba-lomba pamer kekayaan melalui gadget, kendaraan, gaya hidup, dll. Kurang merasa puas (bersyukur) dengan apa yg mereka miliki. Selalu merasa kurang dan ingin melebihi orang lain. Rasanya ga oke dan ga gaul kalo ga ngikutin tren dan fashion masa kini.
Sungguh saya sangat bersyukur,  اَلْحَمْدُلِلّهِ Alloh memberikan saya orangtua seperti mereka, rasa syukur dan bangga tiada tara. Bersyukur sampai saat ini saya masih memiliki orangtua lengkap, mama-papa :’)
Semakin saya dewasa dan berumahtangga, saya jadi ingat masa-masa kecil saya dan menyadari betapa susahnya tanggungjawab menjadi orangtua, untuk mendidik dan mengajarkan anak dengan benar dan baik.
Saya malu bakti saya kepada orangtua masih sangat sedikit, malu kalo ingat saya sering membantah dan melawan orangtua saya dulu, malu karena sering mengabaikan orangtua :( (
Semoga saya masih punya cukup umur dan kesempatan untuk membalas segala kebaikan yang telah mereka berikan untuk saya di sisa usia mereka, walopun memang takkan pernah bisa saya membalas impas kebaikan mereka.
Hanya berupaya membaktikan diri dan berbuat baik semampu yang saya bisa, untuk mereka, orangtua yang selalu memberikan jiwa, raga, tenaga, pikiran, waktu selama hidupnya hanya untuk kebaikan hidup anaknya :’)
Love u so much, ma..pa..
Terimakasih tak terhingga atas segala pelajaran hidup dan pemahaman agama yang baik dan benar yang telah kalian berikan kepada kami.
Dengan penuh cinta,
Anakmu yang masih belajar untuk berbaki sepenuhnya :’)
Nb: Tulisan ini juga dibuat dan dipersembahkan bagi para pembaca untuk diambil hikmah dan diambil pelajaran bahwa mendidik demi kebaikan dengan cara keras tidak selalu berarti salah. Hal itu bisa jadi dibutuhkan untuk membentuk karakter dan kebiasaan baik. Bisa jadi memang cara terbaik dan ampuh untuk menanamkan akar prinsip hidup yang kuat.
Jika ada yang benar, maka datangnya dari Alloh, dan jika ada yang salah maka datangnya dari saya sebagai manusia biasa yang penuh khilaf dan dari syaitan yang bertugas untuk menyesatkan dan menggoda manusia.
Dan sungguh saya berlindung dari segala penyakit hati (ujub, riya’, sombong, sum’ah, dll) atas tulisan saya ini.

Suamiku…

Suamiku…
Bila dipandang tak menyakiti
Bila dilirik, manis sekali,
Bila tertawa ada yang menemani,
Bila menangis ada yang menaungi,
Wahai suami.. Datanglah.. Masuklah dalam rumah bilik yang indah ini, Walaupun tak berharta, tetapi menentramkan hati..
Wahai suami.. Marilah kubukakan sepatu dan pakaianmu, Walaupun tangan- tangan ini tak selembut bidadari, tapi mudah-mudahan dapat melonggarkan jasmani..
Wahai suami.. Minum dan teguklah air jernih ini, Mungkin tak sesegar air pegunungan tapi dapat melenyapkan dahaga.. dan akan terasa manis meski tanpa gula Insya Allah…
Wahai suamiku..
mari kutemani engkau makan, Mungkin makanan ini tak selazat seperti direstoran-restoran mahal dikota, tapi kebaikan dan kehalalannya telah teruji.. Insya Allah…
Wahai suamiku..
Bila sakit hati menerpamu, Berilah ampun pada diri ini, Tanpa ampunan mu, sengsaralah diri ini.. Berjuta-juta Malaikat mengutuk ku tanpa henti ..
Wahai suamiku..
Bila pedih menghampirimu.. Marilah… rebahlah dalam bahuku ini letakkanlah kepalamu disisiku, menangislah.. mudah2an bahu kecil ini dapat meringankan kepedihanmu..
Wahai suamiku..
Bila marah menerjangmu, Pandangilah diriku, kutundukan mata ini seraya meminta ampunan dari mu..
Wahai suamiku,
Jika kau berikan harta kepadaku, Alhamdulilah, seraya berucap pada AllahuRabbi, berkatilah rezeki ini dan cukupkanlah hamba atasnya..
Wahai suamiku,
Jika kau nyatakan kesulitan di hadapanku.. Ingin secepatnya ku peluk dirimu, seraya berkata, jangan sedih suamiku, Mari kita ringankan kesulitan itu… Setelah kesulitan pasti ada kemudahan..
Wahai suami ku..
Apapun yang kan kulakukan, asalkan jalan pada Allah yang sebenarnya, Ridha mu mempermudah Ridha Allah pada ku, Surgaku ada di bawah naunganmu..
Peganglah erat-erat tangan ini, umpama tangan ini tercipta untuk membantumu.. Tataplah mata ini seraya menyajikan lautan kedamaian.. Bawalah diriku kemana kau tuju.. Sertakan diriku disetiap langkahmu.. Kepada Allah lah kita menuju.. Ampunilah aku suamiku……
Terima kasih… suami ku… atas Cinta mu… kasih mu… sayangmu… pengertianmu…. semangat dan dukungan mu untukku menjalani hari – hariku… Sepi ku menjadi riangku bersamamu
with to much Love….

Kamis, 12 Januari 2012

Karena Permata Itu Dicari, Ukhti

Entah kenapa, akhir-akhir ini tampaknya bahasan ini mendominasi. Bagaimana kemuliaan wanita itu teraih dengan ‘melawan arus’ kebanyakan orang, saat semua orang berlomba-lomba menarik perhatian dengan menunjukkan keindahannya, seorang muslimah sejati menutupinya. Ketika kebanyakan muslimah sibuk dengan model jilbab terbaru, ia menjulurkan jilbabnya semakin panjang. Ketika mata kebanyakan wanita terpaut pada manisnya pria-pria korea, ia menundukkan pandangannya (loh? Hehe). Tidak salah. Jilbab, penampilan, tingkahlaku, hanya sedikit dari banyak factor penilaian kemuliaan seorang muslimah.

Maka siapkah, calon bidadari-bidadari surga ini, melawan arus yang satu ini?
Suatu ketika seorang akhwat masuk ke sebuah kampus, dalam waktu yang tidak lama ia segeram menjadi perbincangan seluruh aktivis kampus, termasuk di kalangan ikhwan. Karena apa? Ia adalah seorang akhwat yang memiliki wajah yang bisa dikatakan tidak terlalu mempesona kalau hanya melihat sekilas, tapi manis. Yang menarik adalah sikapnya yang santun, lembut, cerdas, baik hati dan tidak sombong, seorang aktivis kampus sejati dengan hafalan qur’an belasan juz, sangat menjaga diri dari interaksinya dengan lawan jenis, dan...berpenampilan paling rapi dibandingkan akhwat-akhwat yang lain di tempat itu. Ya, mereka menemukan seseorang yang baru, yang lain dari yang lain. Sosok akhwat dambaan ikhwan dan sosok ummahat dambaan ummat, sangat mencintai Allah dan RasulNya, juga memiliki ghirah yang luar biasa dalam perjuangan. Hmm...dia memang bidadari dunia. Jangankan ikhwan, sesama akhwat pun disamping akan iri, juga akan ikut berdebar bila berada di dekatnya. Segan. Subhanallah...

Tetapi, dirinya merasa risih dengan perbincangan seluruh aktivis kampus apalagi setelah diketahuinya tidak sedikit ikhwan yang memendam rasa padanya. Lantas dia bertanya-tanya dalam hatinya, dia sudah menjaga diri sebaik yang ia mampu, tetapi mengapa masih seperti ini? Ia sama sekali tidak pernah berniat ’menggoda’ dan ’menarik perhatian’. Seperti sudah bakat alaminya untuk eksis di suatu komunitas. Maka setiap kali ia teringat betapa orang-orang memperbincangkan dirinya, dan satu dua tiga ikhwan dan seterusnya mulai menyatakan minatnya, dia makin merasa risih hingga berniat menggunakan cadar dengan harapan akan mengurangi intensitas ’gangguan’.

Jika dibandingkan dengan kisah yang ini, jelas akan berbeda.

Seorang akhwat berada di kampus yang sama. Akhwat yang biasa. Tidak cantik, juga tidak terlihat manis. Mungkin jika dilihat lebih saksama akan terlihat garis-garis manis sekaligus keras di wajahnya. Aktivitasnya juga biasa. Mungkin iya sibuk sana sini, tapi tidak banyak yang tahu. Dia sama baik, sama santun, sama menjaga interaksi, tetapi dengan cara yang berbeda. Dia memperlakukan orang sesuai dengan karakternya sehingga seseorang yang berinteraksi dengannya akan merasa nyaman di dekatnya. Interaksi dengan lawan jenis pun berusaha senormal mungkin meski dia tetap meminimalisir interaksi untuk hal-hal yang tidak urgent. Dia sangat biasa. Tidak menjadi perbincangan, jelas. Sangat biasa, karena ia bukan pula aktivis yang terpandang di kampus atau lingkungan sekitarnya. Terkadang ia iri dengan akhwat pertama tapi, ia sangat mengaguminya. Tapi ia sadar betul, bukan itu yang ia cari. Ia tahu, Allah memandangnya. Ya, tidak banyak yang tahu, dia pun sama cinta pada Allah dan RasulNya, dan sama semangat dalam perjuangannya.

Apa yang berbeda? Ya jelas beda laaah....hehe

Memang tampaknya tidak terlihat ada yang tertarik pada akhwat kedua, seolah pandangan semua orang tertarik pada akhwat pertama.
Tapi terlihat ironis ketika akhwat kedua sibuk diuji dalam langkah strategi perjuangannya, akhwat pertama disibukkan dengan strategi mengatasi ’gangguan’ ikhwan, sesuatu yang sudah dijanjikan dan sudah dipastikan Allah ada untuk setiap manusia, disaat Islam, yang diperjuangkannya, terpuruk dan membutuhkan fokus lebih dari para pejuangnya. Mengapa seperti itu?

Mungkin banyak perbedaan diantara keduanya, tapi yang paling dominan disini adalah : Ke’mencolok’kan tingkah.

Akhwat pertama punya satu hal yang mungkin-bisa-disebut-kesalahan, yaitu terlalu mencolok dan siapapun bisa melihatnya. Sekilas ia memang bidadari dunia...tapi bidadari tidak dinikmati semua orang.

Kita tahu, bahwa setiap bagian dari wanita adalah keindahan, dari segi fisik, pemikiran, ruh, semuanya indah. Dan semua itu menggoda, termasuk tingkahnya. Kenapa keseluruhannya begitu menggoda? Karena pada keseluruhan wanita ada setan. Ada setan dalam setiap bagian wanita, bahkan dalam sms pun ada setannya.

Kalau wanita adalah permata, akhwat pertama ada di permukaan. Kilaunya memancar kemana-mana dan semua orang dapat menemukannya. Akhwat kedua, ia terkubur dalam-dalam, tertempa lebih keras di kedalaman, dan kilaunya memang terpancar keluar, tapi tidak semua dapat menemukan sumber kilauannya, tidak semua dapat menemukannya. Ia dilindungi Allah di kedalamannya.
Allah menjaganya lebih dari yang lain, dan hanya merelakannya ditemukan oleh orang yang luar biasa. Yang menemukannya bisa jadi biasa, tapi ia luar biasa, karena dapat menemukan sesuatu yang luar biasa pada sesuatu yang bisasa.

Permata yang tertempa lebih keras jauh lebih indah, bahkan di kedalaman pun kilaunya tetap memancar.

Ya, tidak semua orang dapat menemukannya. Yang menemukannya hanya yang luar biasa. Yakinlah ia luar biasa, ukhti, karena permata itu dicari.
Mungkin saja...mungkin...ini maksudnya ”yang baik untuk yang baik dan yang buruk untuk yang buruk.”

Jangan sampai kita merasa bertemu dalam kondisi yang sama, tapi tidak tahu sama baik atau sama buruk. Ukhti, kau bisa saja luar biasa, tapi hati-hati mendapatkan yang biasa, salah satu dari ribuan yang menaruh perhatian padamu.
Dua akhwat ini hanya satu contoh dari sekian banyak tipe ’muslimah idaman’ yang menarik perhatian banyak orang. Ke’mencolok’kan tidak selalu seperti ini.

Karena permata itu dicari, ukhti...

Teruntuk para ukhti : ayo fokus,,,temukan kedalaman dimana kau dilindungi olehNya. Ayo fokus! Din ini membutuhkan jejakmu lebih untuk tegak. Buktikan dan azamkan, kita tidak akan pernah cemas dengan apa yang telah dijanjikan Allah untukmu. Buktikan, bahwa masalah-sesuatu-yang-pasti ini tidak akan mengganggu konsentrasimu untuk terus bergerak. Ayo buktikan! Karena itu menentukan sedalam apa Allah akan menyimpanmu dan melindungimu. Dan menyelamatkanmu di hari Akhir nanti.

Teruntuk para Akhi : Tetap fokus! Karena itu yang menentukanmu menjadi seseorang yang biasa atau luar biasa. Seseorang yang luar biasa, adalah yang dapat menemukan sesuatu yang luar biasa pada sesuatu yang biasa. Hanya orang biasa yang tertarik pada sesuatu yang luarbiasa dan semua orang juga melihatnya luar biasa. Kau hanya menjadi orang biasa saat menjadi sama dengan banyak orang. Jangan pernah cemaskan sesuatu yang pasti ada untukmu. Tetap fokus! Perjuangan masih panjang. Kau akan menemukannya di perjalanan.^^v tetap maju.

Karena jalan ini tidak mungkin dapat ditempuh oleh orang-orang yang cemas akan masa depan rejeki dan kehidupannya
Hasan Al-Banna

Fokuskan langkah, pikiran dan hati. Katanya mau berjuang??? Jangan cemas. Dan jangan bahas lagi ini, geli ^^

Jangan cemas, karena Sang Cinta sudah menjanjikannya untukmu.

Sebuah Renungan, Teguran, Sekaligus Doa

Kawan, hidup ini ternyata,tidak sekedar mengejar cita-cita pribadi saja
Di luar sana masih banyak orang tidak punya rumah
Masih banyak orang yg bahkan tidak tahu apakah besok pagi dia masih bisa makan
Masih banyak anak-anak yang bahkan tidak tahu sampai kapan mereka akan terus tidur beratapkan langit yang bahkan terkadang memuntahkan air dan beralaskan tanah yang keras

Masih banyak mereka yang masa depannya tidak jelas
Tapi sayangnya kita sering lupa akan hal itu

Seringkali kita hanya ingat dan berempati hanya saat penderitaan mereka disodorkan depan muka kita. Selebihnya, mungkin kita lupa. Padahal seharusnya kita lah yang mencari tahu. Kita yang mencari fakta-fakta, bukan menunggu untuk ditemukan oleh fakta. Tapi sayangnya, kenyataan yang sering terjadi adalah kita hanya menunggu.

Masih banyak mereka yang tidak mandi karena alasan-alasan yang mungkin bagi kita mudah saja, seperti air bersih, sabun, dll. Sedangkan kita pun mungkin secara sadar maupun tidak sering membuang-buang air bersih atau memiliki banyak sabun yang tidak terpakai. Masih banyak mereka yg tidak memiliki baju selain yang menempel di tubuh mereka dan kita masih sempat mengeluh ngeluh karena baju kotor yang menumpuk? Ingatlah kawan..itu artinya kita beruntung memiliki banyak baju.

Masih banyak mereka yang tidak memiliki orang tua dan kita terkadang sering menggerutu hanya karena ditegur orang tua?

Ingatlah kawan..itu artinya kita beruntung karena masih diizinkan Allah untuk mewujudkan rasa sayang dan membalas kebaikan orang tua kita.
Seringkali kita mengeluh dan mengomel karena kelelahan berjalan kaki. Ingatlah kawan..itu artinya kita masih punya kaki dan tubuh yang berfungsi dengan baik.


Apapun yang terjadi..
Seburuk apapun keadaan kita,,cobalah kita pandang dari sudut pandang yang berbeda
Dan kita akan menemukan dan pada akhirnya mengerti cara Allah menyayangi, mendidik, dan memberi yang terbaik untuk kita

Because we are loved


Tapi kenapa kita sering lupa?
Kenapa kita sering tidak berinfaq jika tidak diminta?
Kenapa tidak mencari tahu di mana kita bisa berinfak?


Kawan..
Hidup tidak hanya bersemangat berprestasi dalam bidang akademik, organisasi, atau pekerjaan
Semua itu bagus sekali namun semangat dan prestasi luar biasa itu tidak ada artinya bila implementasinya sama dengan nol
Tidak ada artinya bila ternyata kita sampai lupa dengan orang-orang di luar sana
Mereka yang menjadi korban kemerdekaan yang blum merdeka
Mereka yang menjadi korban para pejabat yg bagai kacang lupa kulitnya itu
Mereka yang terlupakan, mereka yg dibohongi, mereka yg tertindas, mereka yg terjajah oleh 'kemerdekaan' negeri ini


Kawan..
Bersyukurlah punya banyak makanan
Banyak sekali orang yg kelaparan di dunia ini
Di Ethiopia, India, Indonesia, atau bahkan mungkin beberapa meter dari tempat kita duudk saat ini
Jadi ingatlah kawan..Jangan sampai kita membiarkan makanan membusuk di kulkas atau menjadi basi di dalam lemari / tudung saji


Kawan..
Mari kita luangkan waktu..,,untuk bersyukur
Ya, untuk bersyukur
Karena selalu harus ada waktu untuk bersyukur
Jangan sampai kita bersikap tidak tahu diri
Jangan sampai kita rutin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman namun tidak ingat untuk berterima kasih kepada Allah


Kawan...
Mari kita menghargai setiap waktu yang terlewat karena waktu tidak dapat berputar kembali
Bahkan Leonardo Da Vinci pernah menyatakan keheranannya mengenai manusia yangg sering tidur. Ia berpendapat manusia hidup tersebut seperti  orang mati saja karena apa bedanya orang yang msh hidup dengan yang sudah meninggal apabila yang hidup juga tidak melakukan apa-apa (baca: sia2)?


Kawan..
Lihat ke negeri Palestina sana
Ke negeri para bayi yang terlahir untuk hidup di surga
Ke negeri yg para penghuninya waspada setiap saat terhadap pengeboman, penjarahan, pembunuhan, dan segala ketidakadilan yg dilakukan oleh orang2 yg mengatasnamakan perebutan kembali tanah milik mereka
Ke negeri yang pedih karena para muslim yg seharusnya bertitel saudara tidak bertindak sepertt saudara (baca: tidak mendukung)


Kawan..
Skali lagi, ingatlah..
Kita harus peka
Selalu lihat ke bawah tapi jangan lupa lihat ke atas juga
Selalu lihat ke depan tapi sesekali jangan lupa untuk menoleh ke belakang juga

In order to be a better person, we can't improve urself only without caring 4 others

Kawan..bayangkanlah kesepiannya mereka yang tidak memiliki keluarga, mereka yg dimusuhin, dikucilkan, apalagi  kesepian dan kepedihan orang-orang yang ditinggal mati kluarganya yang terbunuh di depan mata merekaKawan...
Jangan terlalu sedih walaupun kadang orang suka meremehkan kita
Di belahan dunia di sebelah mana pun, banyak sekali orang-orang terbuang yg mungkin jauuuuhh lebih tersakiti daripada kita
Mereka dianggap hina
Mereka dipandang rendah
Entah berapa banyak cacian yg sudah mereka dengar
Perlakuan kasar yang mereka dapat juga tak terhitung
Lihatlah semuanya lebih dekat..dan kita akan sadar betapa sempurnanya hidup kita, paling tidak bagi diri kita sendiri

Selasa, 10 Januari 2012

menjadi dambaan

“Baiti jannati” itulah untaian kata indah yang keluar dari bibir mulia Rasulullah SAW, dalam mengilustrasikan kehidupan rumah tangga beliau yang sakinah mawaddah warohamah dan penuh kebahagiaan.
Kebahagiaan dalam rumah tangga seorang muslim tidaklah didasari oleh harta dan kecantikan semata, walau tak dapat dipungkiri, kalau keduanya merupakan salah satu faktor penunjang.
Kalau kita cermati lebih lanjut dan menghayati kehidupan rumah tangga Rasul SAW, kita akan menemukan dua faktor utama yang menyebabkan rumah beliau seperti syurga. Dua faktor tersebut adalah suami shaleh dan istri yang shalehah, kenapa??, karena keduanya orang yang paham betul bagaimana cara membahagiakan pasangan hidupnya.
Suami shaleh adalah seorang suami yang selalu ingat bahwa Allah memerintahkannya agar ia mempergauli istrinya dengan baik dan ia tahu bahwa istri merupakan amanah yang dititipkan Allah kepadanya, karenanya, membahagiakan istri merupakan ibadah baginya.
Demikian pula dengan istri yang shalehah, ia mengerti betul bahwa ketaatannnya kepada suami adalah perintah Rasul dan merupakan ibadah yang dijanjikan pahala oleh yang Maha Pengasih. Begitulah, suami yang shaleh dan istri shalehah apabila mereka berdua saling mencintai maka keduanya akan selalu berusaha merealisasikan cinta tersebut dengan saling membahagiakan pasangannya. Namun jika keduanya tidak saling mencintai (kayaknya nggak mungkin, ya!!??) atau salah seorang diantara keduanya tidak mencintai yang lain atau pada saat-saat kesel dan sebel, niscaya mereka tidak akan menyakiti satu sama lain.
Pada kesempatan kali ini perkenankanlah penulis lebih menitik beratkan pembahasan tentang wanita shalehah tanpa mengurangi eksistensi pria shaleh, karena pada prinsipnya mereka mempunyai tuntutan dan pahala yang sama. Allah berfirman : “Barang siapa yang mengerjakan amalan-amalan shaleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk kedalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun”. (Qs 4 : 12). Lihat juga firman Qs 9 : 71 dan Qs 33 : 35.
Rasulullah SAW sangat menganjurkan kepada para pemuda agar mereka lebih mempriorotaskan memilih dzaatuddin (baca : wanita shalihah) untuk dijadikan pendamping hidupnya. Beliau bersabda yang artinya : “Wanita dinikahi karena empat perkara : “karena hartanya, kecantikannya, nasabnya dan agamanya. Maka pilihlah yang beragama (shalehah) niscaya engakau akan bahagia”. (Muttafaqun Alaih)
Wanita shalihah…..
Ia merupakan sosok makhluk lembut yang menjadi idaman bagi setiap muslim yang shaleh. Karena pada dirinya terdapat perhiasan terindah di dunia ini sebagaimana disinyalir oleh Sang pembawa kabar gembira Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya : “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita shalehah”. Lantas seperti apasih wanita shalehah itu???.
Wanita shalehah adalah wanita yang benar-benar mengahambakan diri kepada Allah dan beribadah hanya kepadaNya. Ia menjauhkan diri dari perbuatan syirik baik kecil apalagi besar, tidak menyembah kecuali kepada Allah, tidak minta kepada kuburan atau pohon beringin, tidak memberi sesaji kepada Ratu Laut Selatan atau ratu-ratu lainnya, tidak kedukun, nggak make jimat dan banyak lagi perbuatan syirik yang dapat meluluh lantakan amal shaleh Allah berfirman yang artinya : “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada Nabi-nabi sebelummu : “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tetulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja yang kamu sambah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”.
Lebih gawat lagi Allah tidak akan mengampuni dosa syirik sebagaimana termaktub dalam firmanNya yang artinya : “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik itu bagi siapa saj yang di kehendakiNya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka ia telah tesesat sejauh-jauhnya”.(QS 4 : 116)
Wanita shalehah adalah wanita yang taat, patuh dan berbakti kepada kedua orang tuanya, Allah SWT menyelaraskan perintah beribadah hanya kepadanya dengan perintah berbuat baik dengan orang tua. Perhatiakan firman Allah dalam Qs Al-Israa’ ayat 23-24 yang artinya : “Dan Tuhanmu telah memrintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah : “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. Lihat juga Qs 31 : 13-15
Wanita shalihah adalah wanita yang menjadikan shalat sebagai kebahagian tersendiri baginya, seperti yang dilalkukan oleh idolanya, Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Nasa’i dari Anas Ra : “Dan kujadikan shalat sebagai permata hatiku”. Ia tidak lalai mendirikan shalat tepat pada waktunya, khusu’ dalam shalat-shalatnya, gemar berpuasa dan bersedekah, sungguh-sungguh dalam do’anya antara takut dan penuh harap.
Wanita shalehah…..

Jilbab adalah pakaiannya, busana muslimah yang menutup rapat seluruh auratnya, pakaian yang disyariatkan oleh Sang Penguasa jagad raya kepadanya. Allah berfirman yang artinya : “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin : “hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Jilbab adalah syi’ar islam, hanya jilbab yang menjadi pembeda antara muslimah dan wanita kafir di tempat umum. Wanita shalehah tahu apapun yang disyari’atkan Allah kepada manusia, tidak lain untuk kebaikan mereka.
Wanita shalehah….
Dalam dirinya terkumpul kebaikan akhlak, adab baginya lebih baik dari zahab (emas), penghias bibirnya adalah zikrullah dan bacaan Al-Qur’an, pemerah pipinya adalah rasa malu, eye shadawnya gahdul bashar dan ia selalu menjaga kesuciannya sebagai aplikasi dari firman Allah yang artinya : “Katakanlah kepada wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudungnya kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasanya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudar-saudara leleki mereka, atau putra- putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak memiliki keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (Qs 24 : 31).
Ia juga menjaga dirinya dari sentuhan laki-laki yang bukan muhrim, baik melalui bersalaman apalagi diraba-raba. (Iiii ngeriii).Rasul SAW bersabda yang artinya : “Sekiranya ditusukkan jarum besi ke kepala salah seorang diantara kamu, itu lebih baik dari pada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya”. (HR At-Thabroni dan Baihaqi dari mi’qol bin yasaar)
Wanita shalehah adalah wanita yang terdidik dengan tarbiyah islamiyah, terus memperdalam ilmu syar’i, aktif dalam kegiatan dakwah beramar makruf nahi mungkar.
Wanita shalehah.….
Ia senantisa berusaha menghindari ikhtilat, berkhalwat, apalagi pacaran. Pacaran? makhluk apaan tuh???…. Tidak la yau. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “’Tidaklah laki-laki dan perempuan berkhalwat (berdua-duaan) kecuali yang ketiganya adalah setan”.(Hr. Tirmizi)
Wanita shalehah….
Hari-hari libur dari ritualnya ia ganti dengan dangan hal-hal yang bermanfaat, membaca buku-buku islam, mendengar kaset-kaset ceramah, memperbanyak sedekah dan lain sebagainya.
Pendeknya, wanita shalehah adalah sosok wanita yang taat melaksanakan perintah Allah, sungguh-sungguh terhadap kewajiban dan hirs terhadap nawafil, sehingga ia dapat menggapai cintaNya sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits qudsy yang dirwayatkan oleh Imam Bukhary dari Abi Hurairah yang artinya : “Rasul bersabda : “Allah berfirman : “Barang siapa yang menjadikan selain Ku sebagai sekutu, Aku telah mengizinkan agar ia diperangi, tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang lebih dari yang Aku wajibkan, dan hambaku itu selalu mendekatkan diri kepadaKu dengan nawafil (amalan sunnah) sehingga Aku mencintainya, apabila Aku telah mencintainya, Akulah pendengaranya yang ia gunakan untuk mendengar dan pengelihatannya yang ia gunakan untuk melihat dan tangannya yang ia gerakan dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan, apabila ia meminta kepadaKu niscaya Aku beri dan apabila ia meminta perlindungan niscaya Aku lindungi (Hr Bukhary)
Dan meninggalkan laranganNya, berusaha menghindari yang makhruh dan sungguh-sungguh menjauhi yang haram. Namun bukan berarti ia tak pernah melakukan kesalahan dan dan luput dari perbuatan dosa, tidak, karena tidak ada di muka bumi ini orang yang tak penah berdosa sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi SAW yang artinya : “Setiap anak Adam pernah melakukan perbuatan dosa, dan sebaik-baiknya orang yang yang berbuat dosa adalah orang-orang yang bertaubat”. Sebagai manusia biasa, ia terkadang terjerumus pada perbuatan maksiat, akan tetapi ia akan cepat bertaubat dari kesalahannya tersebut dan bersegera menuju ampunan Allah sebagaimana termaktub dalam firmanNya yang artinya : “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapalagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?. Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”. (Qs 3 : 135).
Seluruh hari-harinya adalah ibadah, praktis dari bangun tidur sampai tidur lagi dipenuhi dengan ibadah, no time withouth ibadah begitulah mottonya. Maka jadilah ia seorang muslimah yang berakidah bener, ibadah seeur, akhlak bageur, berbadan seger dan otaknya pun pinter. So pemuda muslim akan ngiler, trus ngincer untuk selanjut nguber. Nah lho…..
Wanita shalehah….
Ketika di khitbah oleh seorang muslim yang shaleh dan multazim, ia tidak menolaknya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Jika datang kepadamu (mengkhitbah) orang yang kamu ridha dien dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia, bila tidak, akan terjadi fitnah dan kerusakan yang besar”. Ia memprioritaskan dua syarat dien dan akhlak, namun tidak terlalu ghulu (berlebihan) dalam menyaring dan menentukan pilihan, sebab ia tahu tidak ada orang zaman sekarang yang imannya setaraf dengan Abu Bakar atau Umar. Cukuplah baginya pemuda yang shaleh dan multazim, itulah yang ia nantikan.
Suami…, ah gadis mana yang tidak mengenangkan suami, pendamping dan pasangan hidup, yang akan memberikan kebahagiaan dan keceriaan? Rasanya semua gadis mengimpikannya. Akan dinantinya saat-saat kedatangan sang pujaan hati dengan debar bahagia di dada, dengan rona memerah dipipi, terlambunglah angan dan teruntailah harapan : “Akankah kumiliki suami idaman nan shaleh?, suami yang dapat dijadikan tempat berbagi, tempat belajar, tempat mencurahkan isi hati , tempat bermanja, juga tempat menyerahkan ketaatan agar tercapai ridha Ilahi, suami yang menjadi qowam yang dapat menggandeng tangan pasangannya menuju syurga Allah, suami yang menjadi teladan, suami yang menjadi pendidik, suami yang menjadi kecintaan, aah pantas kiranya tak boleh sembar angan memilih suami……
Wanita shalehah…..
Saat memasuki jenjang pernikahan, terbetik azam dalam hatinya, untuk mengoptimalkan diri dalam mencurahkan ketaatan kepada suaminya, terngiang di telinganya nasehat seorang ibu Umamah binti Harits kepada putrinya dimalam pernihkahan sang putri tercinta : “Wahai putriku tersayang… Sesungguhnya nasehat ini jika ditinggalkan karena keagungan adab maka kutinggalkan ia untukmu. Nasehat ini merupakan peringatan bagi orang yang lalai (lupa) dan petunjuk bagi yang berakal, jika seorang wanita tidak butuh terhadap pernikahan, niscaya kedua orang tuanya lebih tidak membutuhkannya, akan tetapi keduanya sangat membutuhkannya, karena wanita diciptakan untuka lelaki dan laki-laki diciptakan untuk wanita. Putriku sayang… kini engkau akan berpisah dari udara dan dunia remaja yang akupun telah melaluinya. Kini engkau akan menjalani hidup baru yang juga pernah kujalani, menuju kehidupan yang belum engkau ketahui dan teman yang belum engkau pahami, dia akan menjadi raja dan pelindung bagimu. Jadilah engkau budaknya, niscaya dia akan menjadi budak yang dekat denganmu, ingat dan peliharalah sepuluh point yang akan menjadi modal dan simpanan bagimu.
Yang pertama dan kedua adalah : Tunduk berkhidmat kepadanya disertai dengan qona’ah. Memperhatikan ucapannya disertai dengan to’ah (taat).
Yang ketiga dan ke empat : menjaga persaan mata dan hidungnya, jangan sampai matanya melihat sesuatu yang jelek darimu dan jangan tercium olehnya kecuali sesuatu yang harum dan wangi.
Adapun yang kelima dan enam : perhatikanlah watu makan dan tidurnya, karena rasa lapar dapat menimbulkan emosi dan kurang tidur bisa mengundang amarah.
Yang ke tujuh dan delapan : menjaga hartanya serta menaruh hormat terhadap keluarganya, aturlah hartanya dengan baik dan pergauilah keluarganya sebaik mungkin.
Dan yang ke sembilan dan sepuluh : jangan engkau maksiat dan menentangnya, jangan pula engkau beberkan rahasianya, bila engkau menentangnya maka engkau telah mengobarkan kemarahannya dan jika engkau membeberkan rahasianya niscaya engkau tidak akan merasa aman akan kepergiannya. Kemudian jangan sampai engkau menampakkan kegembiraan jika ia sedang bersedih dan jangan pula menampakkan kesedihan bila ia sedang gembira.
Wanita shalehah…..
Ia tahu bahwa kehidupan rumah tangga tidak melulu berjalan mulus, berbentangkan permadani.Kehidupan rumah tangga tak ubahnya sebuah kapal yang berlayar di tengah samudra, terkadang tenang dengan ombak dan riak-riak kecil, namun dilain waktu angin kencang melanda, badai menghantam, ombak bergulung seakan ingin menenggelamkan kapal dan seluruh isinya. Saat seperti itulah peranan suami istri teruji, jika mereka kompak, bahu-membahu dengan saling pengertian, InsyaAllah biduk akan selamat sampai ketepian.
Wanita shalehah…..
Ia menjadi sesuatu yang paling berharga bagi suaminya setelah ketakwaannya kepada Allah, bila dipandang oleh sang suami menimbulkan rasa bahagia dihati. Sebagaimana termaktub dalam sebuah hadits yang artinya : “tidak ada yang lebih bermanfaat bagi seorang muslim setelah takwa kepada Allah dan lebih baik baginya selain dari istri yang shalehah, apabila ia memerintahnya dia akan mentaatinya, jika ia melihat kepadanya dia membahagiakannya, jika bersumpah kepadanya dia menepatinya dan bila ia tidak berada di dekatnya dia menjaga dirinya juga harta suaminya”. (HR Ibnu Majah). Ia tidak memasukkan lelaki kerumahnya tanpa seizin sang suami dan selalu menjaga harga diri dan kepercayaan suaminya. Allah berfirman yang artinya : “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan kerena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shaleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka”. (Qs 4 : 34). Ia selalu ridha dengan apa yang diberikan suami, betapapun kecilnya pemberian itu dan tidak pernah menuntut sesuatu yang tidak tergapai oleh penghasilan sang suami.
Wanita shalehah…..
Ia sabar saat-saat sang suami meninggalkannnya untuk menuntut ilmu, mencari rizki, atau kepentingan dakwah dan menyambut kepulangan suami dengan senyum mengembang dan wajah ceria.
Wanita shalehah…..
Apabila suaminya dilanda futur, semangatnya mengendur, ia tampil menegur “Mas kok loyyo”, memberikan motivasi dan mengobarkan semangat juangnya.
Wanita shalehah…..
Ia selalu melahirkan generasi robbani, mengenalkan putra-putrinya kepada Allah sejak dini, bahkan sebelum sang anak itu terlahir kedunia. Mengasuhnya dengan sabar dan penuh keibuan mendidiknya dengan pendidikan islami, mengajari Sunnah-sunnah Nabi, akhlakul karimah dan lain sebagainya. Ibu adalah madrasatul Ula bagi putra-putrinya.
Dengan demikian ia akan menjadi mar’ah shalehah, zaujah muti’ah dan ummu madrasah. Singkatnya, wanita shalehah adalah gambaran sosok hamba Allah, pengikut Rasul, anak, istri, ibu dan anggota masyarakat yang baik dan menjadi uswah hasanah bagi orang lain.
Indah nian alunan nasyid yang berbunyi : “Sungguh indah permata dunia, intan mutu manikam, emas dan berlian yang memikat hati. Namun tiada seindah bunga wanita shalehah harapan agama…….
Demikianlah beberapa sifat dan karakter wanita shalehah yang kudambakan, dan juga oleh setiap pemuda muslim yang berakal sehat.
Akankah aku mendapatkannya?
Wallahu A’la wa A’lam
Bahan Bacaan
1. Al Qur’an Al Karim
2. Yusuf Qordhawy. Dr. Malamih Al-Mujtama’ Al-Muslim. Muassasah Ar-Risaralah, Bairut. Cet I 1996.
3. Syaikh Muhammad Husain Ya’qub. Sifaat Al-Muslimah Al-Multazamah. Maktabah Syuqul Akhirah. Cairo. Cet III 1998
4. Ibnu Rojab Al-Hambaly. Jami’ul U’lum wal Hikam. Daarul Khair Bairut. Cet II 1996
5. Abdul Aziz Muh. Azzam. Dr dan Abd. Wahab Sayid Hawas. Dr. Al Ushrah wa Ahkamuha fi Tasyri’ Al Islamy. Cairo 99-2000
6. Majalah UMMI Edisi 9/IX/97

Mencintai Itu Keputusan


Lelaki tua menjelang 80-an itu menatap istrinya. Lekat-lekat. Nanar. Gadis itu masih terlalu belia. Baru saja mekar. Ini bukan persekutuan yang mudah. Tapi ia sudah memutuskan untuk mencintainya. Sebentar kemudian ia pun berkata, "Kamu kaget melihat semua ubanku? Percayalah! Hanya kebaikan yang akan kamu temui disini. :) " Itulah kalimat pertama Utsman bin Affan ketika menyambut istri terakhirnya dari Syam, Naila. Selanjutnya adalah bukti.
Sebab cinta adalah kata lain dari memberi… :)
sebab memberi adalah pekerjaan… :)
sebab pekerjaan cinta dalam siklus memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi itu berat… :)
sebab pekerjaan berat itu harus ditunaikan dalam waktu lama… :)
sebab pekerjaan berat dalam waktu lama begitu hanya mungkin dilakukan oleh mereka yang memiliki kepribadian kuat dan tangguh… :)
maka setiap orang hendaklah berhati-hati saat ia akan mengatakan, "Aku mencintaimu." Kepada siapa pun! Sebab itu adalah keputusan besar.
Ada taruhan kepribadian disitu."Aku mencintaimu," adalah ungkapan lain dari, "Aku ingin memberimu sesuatu, aku akan memperhatikan dirimu dan semua situasimu untuk mengetahui apa yang kamu butuhkan untuk tumbuh menjadi lebih baik dan bahagia… aku akan bekerja keras untuk memfasilitasi dirimu agar bisa tumbuh semaksimal mungkin… aku akan merawat dengan segenap kasih sayangku proses pertumbuhan dirimu melalui kebajikan harian yang akan kulakukan padamu…" Taruhannya adalah kepercayaan orang yang kita cintai terhadap integritas kepribadian kita. "Aku mencintaimu" merupakan deklarasi jiwa bukan saja tentang rasa suka dan ketertarikan, tapi terutama tentang kesiapan dan kemampuan memberi, kesiapan dan kemampuan berkorban, kesiapan dan kemampuan melakukan pekerjaan-pekerjaan cinta: memperhatikan, menumbuhkan, merawat dan melindungi.
Sekali deklarasi cinta tidak terbukti, kepercayaan hilang lenyap. Tidak ada cinta tanpa kepercayaan. Begitulah bersama waktu suami atau istri kehilangan kepercayaan kepada pasangannya. Atau anak kehilangan kepercayaan kepada orang tuanya, atau rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya. Semua dalam satu situasi: cinta yang tidak terbukti. Ini yang menjelaskan mengapa cinta yang terasa begitu panas membara di awal hubungan lantas jadi redup dan padam pada tahun kedua, ketiga dan seterusnya. Dan tiba-tiba saja perkawinan bubar, persahabatan berakhir, keluarga berantakan, atau pemimpin jatuh karena tidak dipercaya rakyatnya.
Jalan hidup kita biasanya tidak linear. Tidak juga seterusnya pendakian. Atau penurunan. Karena itu konteks di mana pekerjaan-pekerjaan cinta dilakukan tidak selalu kondusif secara emosional. Tapi disitulah tantangannya: membuktikan ketulusan di tengah situasi-situasi sulit. Disitu konsistensi teruji, disitu juga integritas terbukti. Sebab mereka yang bisa mengejawantahkan cinta di tengah situasi yang sulit, jauh lebih bisa membuktikannya dalam situasi yang longgar. Mereka yang dicintai dengan cara begitu, biasanya merasakan bahwa hati dan jiwanya penuh seluruh. Bahagia sebahagia-bahagianya. Puas sepuas-puasnya. Sampai tak ada tempat bagi yang lain.
Oleh : Ust. Anis Matta

Cinta menurut definisi Ibnu Qayyim al-Jauziyah “Tidak ada cinta sebelum ijab kabul diucapkan.”
Cinta antara jiwa dalam hadist Rasulullah, “Jiwa-jiwa itu bagaikan tentara-tentara berbaris rapi; Jika saling mengetahui (mempercayai) mereka akan bersatu, dan jika saling mengingkari, mereka akan berpisah.” (HR. Bukhari)

Selasa, 03 Januari 2012

meRajut CinTa Yang Syar'i

Sahabat fillah saya ingin sedikit berbagi cerita dengan sahabat semua agar memilih cinta yang syar'i hingga tercipta cinta yang sehat rohani mau jasmani sebagai fitrah seorang insan, selamat menyimak.

Suatu Hari..
Seorang anak wanita yang ingin menggenapkan Dinnya, bertanya kepada ibunya, “ ibu, ajarkan anakmu ini tuk memilih pendamping hidup ! “
                Sang ibu tersenyum, dan dengan bijak menjawab, “ Anakku , jangan kau menikahi seorang  laki-laki hanya karna ketampanannya, kelak akan kecewa, karna ia pasti menua. Nak, jangan pula memilihnya hanya ia di kagumi banyak wanita, karna kau belum tahu apa kekurangannya. Tidak pula karna kekayaan atau karna nasabnya , Karna kekayaan tidak pernah kekal, nasab tidak menjamin kemuliaan dirinya. “
“Nak,
Pilihlah Ia karna akhlaknya yang mulia
Pilihlah ia karna kasihnya ke sesama
Pilihlah ia karna imannya tiada dua”
Tambah sang ibu
                “ Bu, lalu bagaimanaaku tahu dirinya akan membuatku bahagia, padahal belum tentu ia kaya, tampan, terkenal ? tanya sang anak “

“Nak ketampanan dan kecantikan ada pada hati yang merasa. Kaya ada pada hati yang Qonaah. Terkenal di hadapan manusia belum tentu mulia di hadapan-Nya.”
“Perbaikilah akhlakmu, perbaharuilah niatmu, kuatkan imanmu, perbanyak amalmu…
                Lalu jika hari itu tiba…
Terimalah sosok yang berani melamarmu. Setidaknya dia berniat baik kepadamu, bukan menebar pesonanya, namun karena keinginannya menjaga kesucian cinta. Kau tentu boleh memilih..namun ingatlah Jika kau alihkan cintamu pada harta, ketenaran, ketampanan, juga nasabnya, maka kau pasti akan kecewa. Karna boleh jadi itu hanya topeng darinya. “
“ Istikharahlah..
Dan…Jika pilihanmu mantap padanya…
Menikahlah nak..karna itu adalah sebaik-baik penawar fitnah kau akan rasakan kebahagiaan krna memenagkan Allah dalam pilihanmu…
Rajutlah Cinta bersamanya…
Kelebihannya membuatmu tersenyum bahagia…
Kekuranganya akan menjadi bumbu-bumbu cinta diantara kalian..
Karna kalian tercipta untuk saling mengisi…
Saling memperbaiki akhlak..
Semangati langkahnya, kokohkan semangat juangnya.

Arung bahtera rumah tangga denga senyum ceria
Kelak didikalah anak-anakmu untuk menjadi pejuang yang setia pada cinta yang Mulia..
Lahirkan keturunan yang kuat tauhidnya, mulia akhlaqnya, kokoh azzamnya.
Dan…..
Kelak, ibumu ini akan bahagia menimang cucu seorang pejuang sejati.. “

soundtrack " Jangan JATUH cinta tapi BANGUN cinta"
Maidany - Mengukir Cinta di Belahan Jiwa

Bila yang tertulis olehNya engkau yang terpilih untukku
Telah terbuka hati ini menyambut cintamu
Di sini segalanya kan kita mula
Mengukir buaian rindu yang tersimpan dulu
`Tuk menjadi nyata dalam hidup bersama

Selamat datang di separuh nafasku
Selamat datang di pertapaan hatiku

Izinkan aku `tuk mencitaimu
Menjadi belahan di dalam jiwaku
Ya Allah jadikanlah ia pengantin sejati
Di dalam hidupku…(izinkan aku)

Wahai yang dicinta telah kurela
Hadirmu temani relung hatiku
Simpanlah jiwaku dalam do’amu
Kan kujaga cintamu

Wahai yang dicinta telah kurela
Hadirmu temani relung hatiku
Simpanlah nafasku dalam hidupmu
Kan kujaga setiamu

Apapun adanya dirimu
Ku `kan coba tuk tetap setia
Begitu pula pada diriku
Terimalah dengan apa adanya